SEKAYU, PALPOS.ID - Kalapas Sekayu, Aris Sakuriyadi beserta jajaran mengikuti pengarahan langsung dari Direktur Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirpatnal Ditjenpas), Lilik Sujandi secara virtual, Sabtu (10/5/2025).
Dalam pengarahan tersebut, Lilik menyoroti pentingnya kehati-hatian dan sensitivitas dalam manajemen pengelolaan Lapas, terutama di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), yang banyak Lapasnya memiliki jumlah penghuni di atas 1.000 orang.
“Zona ini menjadi perhatian Dirjenpas karena kondisi demografi dan kepadatan yang tinggi. Tidak cukup hanya dengan pendekatan SOP, tapi juga dibutuhkan kepekaan dan kewaspadaan dalam unsur penegakan,” kata Lilik Sujandi dalam arahannya.
Salah satu fokus perhatian adalah soal layanan dasar kepada warga binaan, termasuk makanan, kesehatan, dan khususnya pengelolaan kantin.
BACA JUGA:5 Bulan Jadi Target, Pencuri Motor Listrik diamankan
BACA JUGA:Ayo! Kita Lawan Judi Online Bersama : Laporkan ke aduan.id dan Lindungi Komunitas Kita!
Lilik menekankan pentingnya kontrol harga dan kualitas barang yang dijual di kantin. Ia mengingatkan agar tidak ada sub-sub kantin yang bisa menimbulkan penyimpangan dan merugikan warga binaan.
“Kita harus pastikan harga dan kualitas kantin benar-benar dikontrol. Bahan makanan harus mencerminkan keterwakilan Kalapas kepada warga binaan. Kuantitas dan kualitas itu harga mati,” tegasnya.
Lilik juga menekankan bahwa, kepuasan warga binaan terhadap pelayanan yang mereka terima akan berbanding lurus dengan penghargaan mereka kepada petugas.
Ia mengingatkan, agar Lapas tidak kehilangan rasa nyaman akibat kelalaian dalam memberikan layanan dasar yang layak.
BACA JUGA: 14 Mei Groundbreaking Pembangunan Jembatan P6 Lalan Dimulai
BACA JUGA:Bupati H M Toha : Apapun Yang Menjadi Temuan BPK Harus Bisa Diperbaiki Untuk Kedepan
“Jika tidak ada penegakan aturan dan pengawasan yang kuat, wibawa Lapas akan hilang. Ini bisa berujung pada praktik pembiaran. Warga binaan tahu persis apa yang mereka terima,” kata Lilik.
Dalam konteks kepemimpinan, Lilik menggarisbawahi pentingnya kepekaan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan.
Menurutnya, kebijakan yang tidak aspiratif dan tidak mempertimbangkan kemanusiaan, akan menciptakan ketidaknyamanan dan potensi konflik di dalam Lapas.