Partisipasi Indonesia dalam uji klinis vaksin TBC juga harus dilihat dalam konteks yang lebih luas: membangun kedaulatan di bidang kesehatan.
Dengan menjadi bagian dari pengembangan vaksin sejak awal, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mitra dalam inovasi global.
Ke depan, Menkes berharap Indonesia dapat mengembangkan vaksin sendiri, termasuk melalui pendirian pusat riset dan penguatan kapasitas SDM lokal.
“Kita harus jadi bagian dari solusi global, bukan hanya jadi pasar vaksin. Kita butuh terlibat dari awal agar bisa memastikan rakyat kita terlindungi lebih awal,” tandasnya.
Polemik mengenai vaksin TBC ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi dan transparansi dalam kebijakan kesehatan publik.
Pemerintah perlu menjelaskan dengan rinci kepada masyarakat bahwa partisipasi Indonesia dalam uji klinis bukanlah bentuk penyerahan kedaulatan, melainkan strategi cerdas demi mempercepat akses terhadap perlindungan kesehatan yang lebih baik.
Dengan lebih dari 100.000 jiwa yang hilang setiap tahunnya akibat TBC, pertanyaan terbesar bukanlah mengapa Indonesia ikut uji klinis, tapi justru mengapa kita baru sekarang ikut?