Video pendek bertema “cookie pull” (menarik cookies hingga terlihat potongan cokelat yang meleleh) menjadi viral, mendorong keingintahuan netizen untuk mencoba sendiri sensasi tersebut.
BACA JUGA:Fakta Bakwan Makanan Khas Indonesia : Berikut Cara Memasak Bakwan Krenyes dan Garing
BACA JUGA:Wajib Dihidangkan Saat Lebaran, Ini Tips Masak Rendang Agar Empuk dan Lezat
Hal ini berdampak langsung pada lonjakan permintaan, terutama saat momen Ramadan dan Lebaran, di mana cookies menjadi bagian dari suguhan wajib di rumah.
Meski nama “Double Choc Cookies” mengacu pada dominasi rasa cokelat, beberapa produsen mulai berinovasi dengan menambahkan bahan tambahan yang unik. Misalnya:
Double Choc Mint: kombinasi rasa cokelat dan mint yang segar.
Double Choc Almond: dengan potongan kacang almond untuk menambah tekstur.
Double Choc Lava: cookies yang diisi cokelat ganache di tengahnya, meleleh saat digigit.
Inovasi-inovasi ini tidak hanya memperkaya pilihan konsumen, tapi juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha kecil untuk membedakan produk mereka di tengah kompetisi yang ketat.
Aspek Gizi dan Konsumsi Sehat
Meski nikmat, cookies tetap termasuk camilan manis yang tinggi gula dan kalori.
Namun, beberapa produsen telah mencoba mengadaptasi resep mereka agar lebih sehat, misalnya dengan menggunakan tepung gandum utuh, mengganti gula putih dengan gula kelapa, atau memakai cokelat hitam berkadar kakao tinggi yang lebih kaya antioksidan.
Ahli gizi, dr. Sinta Rahayu, M.Gizi, menyarankan agar konsumsi camilan manis tetap dibatasi.
“Double Choc Cookies boleh dikonsumsi sesekali, sebagai treat. Pilih cookies yang menggunakan bahan berkualitas dan minim pengawet,” ujar dr. Sinta.
Tren double choc cookies turut membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat.
Di platform marketplace lokal seperti Tokopedia dan Shopee, ratusan toko menjual cookies ini dengan harga bervariasi, mulai dari Rp20.000 hingga Rp100.000 per toples, tergantung ukuran dan bahan baku.