Sementara itu, Uni Eropa tengah menegosiasikan tarif impor untuk mobil listrik asal China, dengan alasan melindungi industri otomotif lokal dari banjir produk murah yang dinilai bisa mengancam keberlanjutan produsen lokal.
Jepang dan Korea Selatan Fokus ke Hidrogen
Di saat China memimpin pasar EV berbasis baterai (BEV), negara-negara Asia Timur lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan memilih jalur berbeda: kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Toyota dan Hyundai menjadi dua pemain utama dalam inovasi teknologi kendaraan sel bahan bakar (FCEV).
Toyota memelopori langkah ini sejak 2014 dengan meluncurkan model MIRAI, dan kini tengah mempersiapkan uji coba Hiace hidrogen-elektrik pada 2025.
Hyundai juga tak mau kalah dengan rencana peluncuran model INITIUM, yang sepenuhnya mengandalkan sel bahan bakar hidrogen.
Meskipun adopsi FCEV masih jauh di bawah EV baterai, namun banyak analis meyakini bahwa teknologi ini akan menjadi solusi jangka panjang, terutama untuk kendaraan komersial dan logistik yang membutuhkan jarak tempuh jauh dan waktu pengisian singkat.
Tantangan Adopsi EV Global: Harga, Infrastruktur, dan Politik
Meski penjualan kendaraan listrik global terus menunjukkan tren peningkatan, namun pertumbuhannya cenderung melambat pada 2024.
Tiga tantangan utama menjadi sorotan:
Harga yang masih tinggi, khususnya di negara berkembang, membuat banyak konsumen enggan beralih ke EV.
Infrastruktur pengisian daya yang belum merata membuat pengalaman pengguna kurang nyaman, terutama di luar kota besar.
Ketidakpastian politik dan kebijakan pemerintah, termasuk insentif yang sering berubah dan birokrasi panjang, menambah keraguan investor dan pembeli.
Namun demikian, munculnya model-model EV dengan harga lebih terjangkau, seperti dari BYD dan MG, serta komitmen pemerintah di berbagai negara untuk mempercepat transisi energi, diharapkan mampu mendorong adopsi EV lebih luas dalam beberapa tahun ke depan.
Masa Depan EV Dunia Masih Milik China?
Dengan keunggulan kompetitif yang solid, strategi ekspansi agresif, dan dukungan pemerintah yang konsisten, Tiongkok tampaknya akan tetap menjadi kekuatan utama di pasar kendaraan listrik global setidaknya hingga pertengahan dekade ini.