Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Menuju Provinsi Kepulauan Flores yang Mandiri dan Berbudaya

Senin 26-05-2025,13:50 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Menawarkan pengalaman budaya dengan rumah adat dan tradisi yang masih terjaga.

Tenun Ikat Maumere: 

Produk budaya yang menjadi identitas masyarakat Sikka dan menarik minat wisatawan. 

Kekayaan Budaya dan Etnis

Flores merupakan rumah bagi berbagai suku bangsa, termasuk Manggarai, Ngada, Ende, Lio, Sikka, dan Lamaholot. 

Setiap suku memiliki bahasa, adat istiadat, dan tradisi unik yang memperkaya mozaik budaya Flores.

Pengaruh budaya Portugis juga masih terasa, terutama dalam aspek agama dan seni. 

Misalnya, tradisi Semana Santa di Larantuka yang merupakan warisan Katolik dari masa penjajahan Portugis.

Tantangan dan Harapan

Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

Moratorium Pemekaran: 

Pemerintah pusat belum mencabut moratorium pemekaran daerah, sehingga proses pembentukan provinsi baru masih tertunda.

Kesiapan Infrastruktur: 

Beberapa wilayah masih memerlukan pengembangan infrastruktur untuk mendukung fungsi administratif provinsi.

Konsensus Politik: 

Perlu adanya kesepakatan antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk merealisasikan pemekaran ini.

Meskipun demikian, harapan masyarakat tetap tinggi. 

Dengan potensi yang dimiliki, Provinsi Kepulauan Flores diharapkan dapat menjadi pusat budaya dan ekowisata di NTT, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan sektor UMKM berbasis budaya dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.

Intinya wacana pembentukan Provinsi Kepulauan Flores mencerminkan semangat masyarakat untuk mandiri dan berkembang sesuai dengan potensi lokal. 

Dengan dukungan semua pihak, diharapkan pemekaran ini dapat terwujud dan membawa manfaat bagi seluruh masyarakat Flores.

Kategori :