Sungsang adalah ikon budaya dan ekonomi kawasan pesisir Banyuasin.
Kehidupan masyarakat nelayan yang unik dan beragam hasil laut menjadikan kawasan ini cocok untuk wisata budaya dan kuliner.
4. Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA)
TAA merupakan pelabuhan besar yang sangat strategis untuk perdagangan dan distribusi barang.
Jika Banyuasin Tengah resmi terbentuk, pelabuhan ini akan menjadi sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekaligus pintu gerbang ekonomi maritim.
Proses Administratif dan Tantangan Hukum
Perjuangan pembentukan Kabupaten Banyuasin Tengah kini memasuki tahap krusial.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, proses pembentukan DOB memerlukan:
Persetujuan DPRD Kabupaten Banyuasin
Persetujuan Bupati Banyuasin
Rekomendasi dari DPRD Provinsi Sumsel
Persetujuan Gubernur Sumsel
Komisi I DPRD Provinsi Sumatera Selatan menyatakan dukungan prinsip terhadap upaya pemekaran ini.
Namun, langkah hukum dan administrasi harus dilalui secara cermat agar usulan ini tidak terhambat di tingkat pusat.
"Kami melihat bahwa aspirasi masyarakat sudah sangat kuat. Tapi semua harus sesuai mekanisme perundang-undangan," ujar seorang anggota Komisi I DPRD Sumsel.
Moratorium DOB: Kendala Serius yang Masih Menggantung
Hingga saat ini, pemerintah pusat masih memberlakukan moratorium pembentukan daerah otonomi baru.
Hal ini menjadi tantangan terbesar dalam proses pemekaran wilayah.
Namun, PKBT tetap optimis dan berkomitmen untuk terus menyuarakan aspirasi masyarakat.
"Kami tidak akan menyerah. Pemekaran ini adalah kebutuhan rakyat, bukan sekadar keinginan elite. Ini adalah bentuk desentralisasi yang nyata," tegas Karyono.
Menurut dia, pemekaran Banyuasin Tengah bukan hanya akan memperpendek rentang birokrasi, tapi juga membuka peluang percepatan pembangunan, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi kerakyatan.
Dukungan Masyarakat dan Peran Strategis Banyuasin Tengah
Dukungan masyarakat terhadap pembentukan Kabupaten Banyuasin Tengah terus mengalir.
Tidak hanya dari kalangan tokoh masyarakat dan adat, tetapi juga dari kalangan pemuda, pelaku UMKM, dan tokoh agama.
"Kami ingin ada perubahan nyata. Dengan menjadi kabupaten sendiri, kami yakin akan lebih diperhatikan," ujar Ahmad, warga Tanjung Lago.