Salah satu daya tarik terbesar dari Mazda MX-6 1989 adalah varian GT Turbo, yang dilengkapi mesin 2.2 liter SOHC 12-valve empat silinder dengan kode F2T.
BACA JUGA:All New BMW X3 Meluncur di Indonesia: Evolusi SUV Premium Jerman Semakin Mewah dan Canggih.
BACA JUGA:Lebih Canggih dari Freed, Lebih Murah dari Odyssey: Honda StepWGN Siap Masuk RI.
Mesin ini mampu menghasilkan tenaga sekitar 145 hp dan torsi 264 Nm, berkat bantuan turbocharger IHI-RHB5.
Mesin ini disandingkan dengan transmisi manual 5-percepatan yang memberi pengalaman berkendara yang raw dan engaging.
Untuk varian biasa (non-turbo), MX-6 menggunakan mesin naturally aspirated F2 2.2 liter yang lebih fokus pada kenyamanan dan efisiensi, tetapi tetap bertenaga dengan output sekitar 110 hp.
Sistem suspensinya menggunakan teknologi Twin-Trapezoidal Link (TTL) rear suspension, yang dikembangkan untuk mendukung pengendalian tajam dan stabil di tikungan.
Mazda bahkan menyematkan 4-wheel steering (4WS) pada versi tertentu di pasar Jepang dan Eropa—sebuah teknologi canggih yang bahkan mobil modern pun belum tentu miliki hingga saat ini.
Interior Nyaman dengan Sentuhan Futuristik
Masuk ke dalam kabin, kita akan disambut dengan dashboard yang berorientasi pengemudi, khas mobil sport Jepang era 80-90an.
Panel instrumen dilengkapi takometer analog besar dan cluster digital untuk varian tertentu. Material dashboard menggunakan bahan soft-touch dengan build quality yang cukup solid.
Kursi bucket-nya cukup suportif dan empuk, menjadikannya coupe yang nyaman untuk perjalanan jauh.
Varian GT juga dilengkapi dengan fitur-fitur seperti sunroof elektrik, cruise control, power window, power steering, dan bahkan climate control digital—fitur yang tergolong mewah di masa itu.
Performa dan Pengendalian
Mazda MX-6 GT mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu sekitar 7,5 detik, angka yang sangat impresif untuk sebuah coupe penggerak depan pada akhir 80-an.
Bobot mobil yang relatif ringan (sekitar 1.200 kg) membuatnya lincah saat dikendarai di jalan berliku, terutama saat sistem 4WS ikut berperan aktif dalam mengarahkan roda belakang untuk mempersempit radius belok.