Pada pertengahan 2024, Grubi sukses mendapatkan pendanaan seri A senilai USD 8 juta dari East Ventures dan Sequoia Southeast Asia.
BACA JUGA:GAC Aion UT Siap Ganggu Pasar EV di Indonesia, Harga Mulai Rp 250 Jutaan!
BACA JUGA:Jetour Dashing, SUV China yang Bisa Maluin HR-V dan Creta.
Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan teknologi internal serta memperluas pasar ke kota-kota besar di luar Jakarta seperti Surabaya, Bandung, dan Medan.
Investor memandang Grubi sebagai startup yang menjanjikan dengan model bisnis berkelanjutan.
“Kami melihat potensi luar biasa dari Grubi.
Mereka tidak hanya menciptakan produk yang canggih, tetapi juga benar-benar memahami kebutuhan konsumen Indonesia,” ujar Lina Harsono, Partner di East Ventures.
Salah satu keunggulan Grubi adalah antarmuka pengguna (UI) yang ramah dan intuitif.
Platform ini menggunakan bahasa natural dalam interaksi, membuatnya mudah digunakan oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak terlalu akrab dengan teknologi.
Grubi bahkan menyediakan fitur pengenalan suara dalam bahasa Indonesia, sehingga pengguna cukup berbicara untuk menjadwalkan kegiatan atau memesan barang.
Tim teknologi Grubi yang terdiri dari para insinyur muda lulusan universitas ternama di Indonesia dan luar negeri terus melakukan inovasi.
Salah satu fitur terbaru yang sedang diuji coba adalah “Grubi Auto-Errand”, yang memungkinkan pengguna mendelegasikan tugas rumah tangga seperti membayar tagihan, memesan bahan makanan, atau menjadwalkan servis kendaraan, hanya dengan satu perintah suara.
Namun, perjalanan Grubi bukan tanpa tantangan. Masalah keamanan data dan privasi menjadi salah satu fokus utama.
Dalam beberapa bulan terakhir, Grubi telah memperkuat sistem enkripsi dan kebijakan perlindungan data pengguna sesuai dengan standar GDPR dan UU PDP di Indonesia.
Selain itu, Grubi juga dihadapkan pada persaingan dengan raksasa teknologi seperti Google dan Amazon yang menawarkan layanan serupa.
Namun, Andhika percaya bahwa pendekatan lokal adalah keunggulan kompetitif utama mereka.