BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Kabupaten Gelumbang Aspirasi dari Masyarakat
Wilayah ini dikenal dengan “Lumbung Padi Pegunungan”, karena keberadaan sawah tradisional dengan sistem pengairan alami yang khas.
Selain itu, kekayaan budaya Dayak Lundayeh dan keanekaragaman hayati di kawasan ini menjadi aset penting yang belum tergarap optimal.
Masyarakat Krayan sudah lama menyuarakan keinginan untuk memiliki kabupaten sendiri.
Salah satu tokoh adat Dayak Lundayeh di Krayan, Markus Tangap, mengatakan bahwa pemekaran wilayah bukan sekadar keinginan politik, tetapi panggilan kebutuhan akan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan.
“Kami tidak ingin terus-menerus menjadi wilayah perbatasan yang tertinggal. Pemekaran Kabupaten Krayan adalah harapan kami agar pelayanan publik lebih dekat, pembangunan lebih cepat, dan masyarakat tidak merasa dianaktirikan,” ujarnya.
Selama ini, pelayanan administrasi, pendidikan, dan kesehatan harus menempuh jarak yang sangat jauh ke pusat pemerintahan Kabupaten Nunukan yang berada di wilayah pesisir.
Perjalanan bisa memakan waktu berhari-hari, belum lagi biaya yang tinggi akibat mahalnya transportasi udara.
Peluang dan Tantangan Pembentukan Kabupaten Krayan
Usulan pembentukan Kabupaten Krayan memiliki peluang yang cukup kuat jika dilihat dari beberapa aspek berikut:
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Wacana Pembentukan Kabupaten Bone Barat Untuk Pemerataan Ekonomi
Letak Geostrategis dan Pertahanan Negara
Krayan adalah garda terdepan Indonesia di perbatasan dengan Malaysia.
Menjadikannya sebagai kabupaten akan memperkuat fungsi pertahanan dan keamanan negara, serta mendorong percepatan pembangunan infrastruktur strategis seperti jalan, bandara, dan pos lintas batas.