“Saat ini pendapatan rata-rata kita baru sekitar Rp 7 juta. Artinya, kita masih termasuk kategori negara berkembang,” paparnya.
BACA JUGA:Pemkab Muba Gandeng Bank Sumsel Babel Perkuat Sistem Pajak Daerah Digital dan Transparan
BACA JUGA:Herman Deru Suport Manajemen dan Suporter Demi Kebangkitan Sriwijaya FC Dari Zona Degradasi
Indonesia, kata Mendagri, memiliki modal besar karena sudah menjadi bagian dari forum ekonomi dunia G20.
Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluar dari jebakan kelas menengah.
“Saat ini proporsi kelas menengah kita baru sekitar 17 persen, padahal untuk menjadi negara maju minimal harus 47 persen. Tapi saya optimistis kita bisa mencapainya,” imbuhnya.
Optimisme itu, jelas Tito, didasari dua hal: perubahan paradigma global dan pengalaman empiris. Secara teoritis, dunia tengah mengalami pergeseran paradigma dari realisme ke liberalisme.
“Pertarungan antarnegara kini tidak lagi menggunakan kekuatan militer, melainkan dominasi melalui instrumen non-tradisional seperti ekonomi, keuangan, teknologi, siber, dan budaya,” terangnya.
Secara geopolitik, Indonesia juga memiliki keunggulan strategis dengan wilayah luas, sumber daya alam melimpah, serta posisi geografis penting di jalur perdagangan internasional seperti Selat Malaka.
“Kita sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai negara dominan dunia. Hanya saja, mungkin kita sendiri belum sepenuhnya menyadarinya,” ujarnya.
Mendagri menekankan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci utama menuju Indonesia Emas. “Kita memiliki bonus demografi dengan 65 persen penduduk usia produktif.
Tapi bonus ini baru bermanfaat jika kualitas SDM-nya unggul,” katanya. Ia mencontohkan Singapura sebagai negara kecil tanpa sumber daya alam, namun berhasil maju berkat SDM yang terdidik dan berdaya saing. “SDM jauh lebih penting daripada SDA,” tegasnya.
Tito juga menyoroti posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang masih berada di peringkat 113 dunia.
“Kalau 65 persen penduduk produktif ini benar-benar unggul, saya yakin Indonesia mampu melakukan lompatan besar menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya optimistis.
Di akhir orasi, Mendagri menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Sumsel yang turut hadir. Ia menilai semangat akademik Herman Deru yang tengah menempuh pendidikan doktoral menjadi teladan nyata bagi masyarakat.
“Saya salut kepada Gubernur, di tengah kesibukan masih punya semangat menimba ilmu. Ini contoh nyata SDM unggul,” tuturnya.