Bubur Sumsum, Kuliner Tradisional Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu

Selasa 11-11-2025,09:55 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID - Di tengah derasnya arus modernisasi kuliner dan munculnya beragam makanan kekinian, bubur sumsum tetap menjadi salah satu hidangan tradisional yang mampu mempertahankan pesonanya.

Hidangan sederhana berbahan dasar tepung beras ini bukan hanya sekadar makanan penutup, tetapi juga bagian dari warisan budaya kuliner Indonesia yang kaya akan makna dan nilai sejarah.

Nama bubur sumsum sendiri memiliki arti yang cukup unik. Dalam bahasa Jawa, “sumsum” merujuk pada tekstur lembut dan putih menyerupai sumsum tulang.

Makanan ini sudah dikenal sejak masa kerajaan di Jawa dan dipercaya berasal dari kebiasaan masyarakat pedesaan yang memanfaatkan bahan pangan sederhana seperti beras dan santan untuk menghasilkan hidangan yang mengenyangkan sekaligus menyehatkan.

BACA JUGA:Bubur Ayam : Kuliner Hangat yang Menyatukan Selera Nusantara

BACA JUGA:Kue Putu : Aroma Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu

Secara filosofis, warna putih pada bubur sumsum melambangkan kesucian dan ketulusan.

Tidak heran jika makanan ini sering dihidangkan dalam acara tradisional seperti selamatan, mitoni (tujuh bulanan kehamilan), hingga upacara adat lainnya.

Masyarakat percaya, menyajikan bubur sumsum merupakan simbol doa agar kehidupan senantiasa diberkahi, bersih, dan seimbang.

Bubur sumsum memiliki cita rasa yang lembut, gurih, dan manis. Tekstur halusnya berasal dari campuran tepung beras yang dimasak dengan santan kental, sedikit garam, dan daun pandan sebagai pewangi alami.

BACA JUGA:Tradisi dan Rasa yang Tak Lekang Waktu: Kue Apem, Sajian Legendaris Nusantara

BACA JUGA:Kue Cubit Kembali Naik Daun: Dari jajanan kaki lima hingga camilan kekinian yang digemari semua kalangan

Setelah matang, bubur disajikan dengan siraman kuah gula merah yang memberikan sentuhan manis khas dan aroma karamel yang menggugah selera.

Di berbagai daerah, variasi bubur sumsum pun bermunculan. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, bubur sumsum biasanya disajikan bersama candil atau bola-bola ketan kecil yang kenyal.

Di Bali, ada versi yang disebut bubuh sumsum, yang kerap disajikan dalam upacara keagamaan dengan tambahan taburan kelapa parut. Sementara di Sumatra, beberapa daerah menambahkan sedikit durian atau pisang untuk memperkaya rasa.

Kategori :