BATURAJA, PALPOS.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menangani sebanyak 779 kasus Tuberkulosis (TBC) hingga periode Oktober 2025.
"Angka temuan kasus TBC di OKU selama Januari-Oktober 2025 tergolong tinggi mencapai 779 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes OKU, Andi Prapto, Minggu (16/11).
Dia mengatakan, jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 yang hanya berjumlah 741 kasus.
Ratusan penderita penyakit TBC ini mulai dari pasien anak hingga dewasa yang dirawat di rumah sakit di Kabupaten OKU, namun tidak ada korban jiwa.
BACA JUGA:Melisa Paulina Angkat Pekasam Peninjauan Sebagai Warisan Budaya Dalam Diskusi Kebudayaan di OKU
BACA JUGA:Rutan Baturaja Gelar Pengobatan Gratis Untuk Warga Binaan
Untuk menekan angka penyebarannya, pihaknya melakukan upaya pelacakan kasus sedini mungkin melalui pemeriksaan kontak erat pasien TBC.
"Kami juga melatih kader tuberculosis untuk melacak kasus TBC guna mempercepat upaya memutus rantai penyebaran penyakit tersebut," tegasnya.
Dinas Kesehatan OKU pun gencar melakukan uji skrining terhadap warga yang rentan mengidap TBC secara aktif dan masif, terutama pada kelompok komunal yang berisiko tinggi untuk memutus rantai penyebarannya.
Dia menjelaskan, Tuberkulosis adalah penyakit paru-paru akibat kuman mycobacterium tuberculosis.
BACA JUGA:Rayakan HUT ke – 51 Tahun, Semen Baturaja Salurkan Bantuan Senilai Rp715,1 Juta untuk Masyarakat
BACA JUGA:Aktivis, Akademisi dan Masyarakat Dukung Kenaikan Tarif PDAM Tirta Raja
Penyakit ini menimbulkan beberapa gejala berupa batuk yang berlangsung lama, lemas, berat badan turun, tidak nafsu makan, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
Penyakit ini pun mudah menular pada manusia yang memiliki daya tahan tubuh rendah melalui percikan ludah yang keluar dari penderita TBC ketika berbicara, batuk dan bersin.
"TBC ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga tulang, usus atau kelenjar. Bahkan bisa menyebabkan kematian," ujar dia. (len)