Bupati Ogan Ilir Tanggapi Jembatan Jebol di Payaraman Yang Ditanami Warga Pohon Pisang

Rabu 26-11-2025,19:20 WIB
Reporter : Isro
Editor : Dahlia

OGANILIR, PALPOS.ID - Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, angkat suara terkait polemik jembatan jebol di Kecamatan Payaraman yang sempat ditanami oleh warga dengan pohon pisang sebagai bentuk protes. 

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir telah mengambil langkah resmi dengan menyurati Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan karena status jalan tersebut merupakan kewenangan provinsi.

Menurut Panca, jembatan penghubung Payaraman–Rambang Kuang tersebut sebelumnya memang telah diperbaiki oleh pihak terkait. 

Namun, kerusakan kembali terjadi meski belum genap satu tahun sejak perbaikan dilakukan. Kondisi inilah yang membuat masyarakat semakin kecewa dan memilih melakukan aksi simbolik sebagai bentuk perhatian publik.

BACA JUGA:Unsri dan Pemkab Ogan Ilir Luncurkan Program Pengabdian Masyarakat, Ini Tujuanya

BACA JUGA:Tak Terima Dituduh Maling Ayam, Pria di Ogan Ilir Ini Pukul Lansia Pakai Kayu

“Terkait jembatan itu, kami dari Pemkab Ogan Ilir sudah menyurati pemerintah provinsi. Sebelumnya sudah diperbaiki namun ternyata jebol lagi,” kata Panca. 

Ia menambahkan bahwa dirinya telah memerintahkan Dinas PUPR Ogan Ilir untuk menangani kondisi darurat sambil menunggu tindak lanjut dari Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan.

 Jembatan tersebut merupakan akses vital yang digunakan masyarakat untuk bekerja, bersekolah, dan mengangkut hasil bumi.

Kerusakan jembatan ini juga mendapat perhatian dari Anggota DPRD Ogan Ilir Fraksi PKS Dapil IV, Sayuti. Ia mengkritik keras kualitas pembangunan yang dinilainya buruk dan tidak sesuai standar teknis. 

BACA JUGA:Warga Tanam Pisang di Jembatan Jebol Payaraman, DPRD Ogan Ilir Kritik Kualitas Pembangunan

BACA JUGA:Satlantas Polres Ogan Ilir Bubarkan Balap Liar di Tanjung Senai, Sita Motor Modifikasi

Menurutnya, kerusakan berulang menunjukkan bahwa perbaikan sebelumnya dilakukan secara asal-asalan dan tidak mengutamakan kualitas material.

“Kita sangat kecewa dengan adanya bangunan jembatan yang terkesan dibangun asal-asalan. Tampak kualitas materialnya sangat buruk sekali.

Jembatan ini menjadi sarana utama masyarakat, namun sudah beberapa kali rusak dan hanya diperbaiki secara tambal sulam,” tegas Sayuti.

Kategori :