Ketika laporan diterima, petugas lapangan segera menuju lokasi untuk mengamankan ODGJ. Proses pengamanan dilakukan dengan pendekatan persuasif, humanis, dan mengutamakan keselamatan.
BACA JUGA:Pratu Gilang Saputra Juara Sriwijaya International Taekwondo, Harumkan Nama Yonkav 5/DPC
BACA JUGA:Diduga Sopir Mengantuk, Puso Tabrak Colt Diesel di Simpang Empat Tanjung Raman Prabumulih
Setelah ODGJ dibawa ke kantor Dinsos atau lokasi aman lainnya, petugas kemudian mencatat identitas dasar jika diketahui, kondisi fisik, kondisi mental, dan riwayat singkat berdasarkan keterangan warga.
Pemeriksaan awal dilakukan oleh tenaga kesehatan bekerja sama dengan puskesmas maupun dinas kesehatan untuk memastikan stabilitas kondisi medis dan mental pasien.
Setelah pemeriksaan sambung Chandra Pipit, ODGJ yang membutuhkan perawatan khusus dirujuk ke RS Ernaldi Bahar. “Mereka ini kita rujuk ke RS Ernaldi Bahar. Ada juga yang dibawa ke panti, tapi kebanyakan setelah kita tangani mereka kembali ke keluarga,” jelas Chandra Pipit.
Ia menambahkan, proses pemulangan ODGJ ke keluarga dilakukan setelah rumah sakit menyatakan pasien cukup stabil dan siap kembali ke lingkungan keluarga yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan perawatan.
Meski Dinas Sosial telah memberikan intervensi yang bersifat darurat, Capit menegaskan bahwa dukungan keluarga adalah faktor paling penting dalam pemulihan ODGJ. Tanpa pendampingan aktif dari keluarga, risiko kambuh hingga kembali terlantar sangat tinggi.
Dinsos juga kerap memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya melanjutkan pengobatan, memastikan pasien minum obat secara teratur, dan memberikan dukungan emosional dalam proses penyembuhan. (abu)