PALPOS.ID - Kompas Lestari (Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Sinergi PHE Ogan Komering) menjadi wujud nyata kolaborasi antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ogan Komering dan masyarakat Desa Makartitama. Aksi nyata pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular.
Perubahan di Desa Makartitama bukan lagi sebatas wacana. Sudut-sudut desa yang sebelumnya dipenuhi tumpukan sampah organik, kini perlahan hilang. Aktivitas warga yang bergelut dengan inovasi menjadi faktor pembeda.
Melalui Kompas Lestari, sebuah kelompok masyarakat pengelola sampah yang digagas bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ogan Komering mengubah cara pandang warga tentang limbah.
Alih-alih sebagai masalah, limbah kini dipandang memiliki nilai ekonomi bahkan menciptakan desa yang lebih hijau dan mandiri.
BACA JUGA:Gerbong Mutasi Pemkot Prabumulih Bergerak, 18 Pejabat Esselon II, III dan IV Resmi Dilantik
BACA JUGA:Puncak Perayaan 35 Tahun JNE dengan “Bergerak Bersama” di GBK Basket Hall
Inovasi itu disadari warga sebagai jawaban atas persoalan yang mereka hadapi. Bagaimana mengurangi sampah yang terus bertambah, di sisi lain mengubah masalah menjadi nilai tambah ekonomi yang menghadirkan peluang penghasilan. Salah satunya, diwujudkan dengan membangun Rumah Pusat Studi Budidaya Maggot.
Sebuah ruang belajar dan praktik sebagaui pusat inovasi warga dalam mengolah sampah organik.
Dari tempat itu kemudian lahir produk bernilai, mulai dari pupuk cair organik, pupuk kasgot, pellet maggot, tepung maggot, hingga enzim penggemuk ternak.
Bahkan cangkang maggot yang selama ini dianggap tidak berguna disulap menjadi pellet biomassa, alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan.
Keberadaan Rumah Maggot tidak hanya memberi manfaat langsung bagi warga, tetapi juga bepeluang direplikasi desa lain.
Modul pembelajaran khusus disusun agar proses replikasi berjalan lebih mudah, sementara sekolah-sekolah mulai memasukkan edukasi lingkungan ke dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran sejak dini bahwa limbah dapat menjadi sumber daya.