Sekitar pukul 17.30 WIB, Sutri bersama anaknya dan Nabila menuju warung Mat Nuar. Di sanalah Nabila bertemu dengan kakeknya yang kembali mengingatkan agar ia pulang.
BACA JUGA:Polres Prabumulih Tuntaskan 9 dari 10 Bedah Rumah Tahun 2025, AKBP Bobby: Pondasi Kebahagiaan KPM
BACA JUGA:Medco E&P Indonesia Raih Penghargaan Gubernur Sumsel atas Komitmen Pelestarian Lingkungan
Menurut pengakuan Sutri, Nabila kemudian langsung kembali menuju rumahnya seorang diri sambil memainkan lengan baju panjang yang dikenakannya. Setelah itu, jejak balita tersebut tidak diketahui lagi.
Kasi Humas Polres Prabumulih, AKP Bratanata, menjelaskan bahwa sekitar pukul 18.30 WIB, Sutri mendengar suara ibu Nabila yang mulai mencari keberadaan putrinya.
“Pada saat itu, posisi Sutri sedang berada di dapur dan mendengar suara ibunya Nabila menanyakan keberadaan anaknya di sekitar lingkungan,” ujarnya.
Setelah kabar hilangnya Nabila tersebar, warga sekitar langsung berinisiatif menggelar pencarian massal.
Mereka menyisir setiap sudut perkampungan, termasuk semak-semak dan area sekitar Sungai Lematang, yang diduga menjadi salah satu lokasi berbahaya dan memungkinkan terjadinya musibah tenggelam.
Dalam upaya pencarian tersebut, warga menggunakan cara-cara adat, seperti membunyikan gong sambil berkeliling kampung.
Tradisi ini diyakini sebagian masyarakat sebagai cara untuk memanggil kembali anak yang hilang atau memudahkan pencarian.
“Bhabinkamtibmas, Babinsa, pihak kelurahan, tokoh adat, serta tokoh agama juga bergabung dalam pencarian.
Selain itu, warga sempat melakukan pembacaan Surat Yasin bersama sebelum kembali melanjutkan penyisiran,” terang AKP Bratanata.
Upaya pencarian yang dilakukan secara gotong royong tersebut terpaksa dihentikan sementara pada Kamis dini hari, 4 Desember 2025 sekitar pukul 01.00 WIB, karena hujan deras mengguyur wilayah Prabumulih Barat.
Kondisi cuaca yang ekstrem membuat warga tidak bisa melanjutkan aktivitas pencarian secara aman.
“Anak balita atas nama Nabila Cantika masih belum ditemukan hingga saat ini. Ia hilang jejak setelah pulang dari depan toko Mat Nuar usai disuruh kakeknya pulang, dan sampai saat ini belum ada titik terang mengenai keberadaannya,” jelas AKP Bratanata.
Hingga pagi harinya, pencarian dilanjutkan dengan metode yang lebih terkoordinasi, melibatkan aparat kepolisian, perangkat kelurahan, dan tim profesional dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).