Iklan BANNER PEMUTIHAN PAJAK PEMPROV SUMSEL
Iklan Astra Motor

Brengkes Tempoyak Patin : Warisan Rasa dari Sumatera yang Kian Mendunia

Brengkes Tempoyak Patin : Warisan Rasa dari Sumatera yang Kian Mendunia

Brengkes Tempoyak Patin, sajian khas Sumatera dengan rasa asam, gurih, dan aroma khas yang tak terlupakan.-Fhoto: Istimewa-

Kata "brengkes" berasal dari bahasa Jawa yang berarti dibungkus dan dikukus — biasanya menggunakan daun pisang.

Proses memasak brengkes tempoyak patin dimulai dengan membersihkan ikan patin, kemudian mencampurnya dengan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, lengkuas, serai, dan tentu saja tempoyak.

BACA JUGA:Nasi Campur Bali : Kuliner Tradisional yang Menyatukan Cita Rasa Pulau Dewata.

BACA JUGA:Ikan Bakar Bumbu Rica, Sensasi Pedas Gurih dari Timur Indonesia yang Makin Digemari

Setelah bumbu dan ikan menyatu, semuanya dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.

Proses pengukusan ini memungkinkan semua rasa menyerap sempurna ke dalam daging ikan, sementara aroma daun pisang memberi sentuhan alami yang menambah kenikmatan.

"Brengkes bukan hanya soal teknik memasak, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga cita rasa alami dan menghargai proses," ujar Bu Yuniarti, seorang pengusaha kuliner asal Jambi yang sudah lebih dari 20 tahun menjual brengkes tempoyak patin di pasar tradisional Angso Duo, Jambi.

Tak hanya menjadi hidangan rumahan, brengkes tempoyak patin kini telah naik kelas. Banyak restoran di Jambi, Palembang, hingga Jakarta dan Bandung mulai menyajikan hidangan ini sebagai menu andalan.

Bahkan, beberapa pengusaha kuliner sudah mengembangkan versi beku atau frozen food brengkes tempoyak patin agar bisa dikirim ke luar daerah hingga luar negeri.

"Permintaan dari pelanggan luar kota cukup tinggi. Kami mulai mengemas brengkes tempoyak dalam kemasan vakum dan tahan lama.

Ini cara kami melestarikan sekaligus memasarkan makanan tradisional ke tingkat yang lebih luas," tambah Bu Yuniarti.

Pemerintah daerah pun turut mendukung promosi kuliner tradisional ini. Dalam beberapa festival budaya dan pameran UMKM, brengkes tempoyak patin kerap menjadi sajian utama yang disuguhkan kepada tamu-tamu kehormatan.

“Ini adalah kuliner yang merepresentasikan kekayaan rasa dan budaya Sumatera. Kami ingin memperkenalkannya ke lebih banyak orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi, H. Rahmad Hidayat.

Meski aroma dan rasa tempoyak mungkin terasa kuat bagi lidah yang belum terbiasa, banyak wisatawan justru tertarik karena keunikannya.

Salah satu wisatawan asal Jakarta, Dina Maharani, mengaku awalnya ragu mencicipi brengkes tempoyak, tapi akhirnya jatuh cinta setelah mencoba.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: