Asam Padeh : Kuliner Pedas Khas Minang yang Mendunia
Pedasnya menggigit, asamnya segar, gurihnya bikin nagih.-Fhoto: Istimewa-
“Tidak semua pedagang bisa menghasilkan Asam Padeh yang enak. Rasanya harus seimbang antara pedas, asam, dan gurih,” tambah Haji Syafri.
Di Padang dan sekitarnya, Asam Padeh biasanya disajikan sebagai lauk utama dalam hidangan nasi Minang.
BACA JUGA:Soto Banjar, Warisan Kuliner Kalimantan Selatan yang Menyatu dalam Setiap Sendok Kehangatan
BACA JUGA:Kerak Telur, Kuliner Legendaris Betawi yang Tak Lekang oleh Waktu
Tidak jarang, masyarakat menikmati hidangan ini dengan sambal lado, lalapan, dan kerupuk untuk menambah kenikmatan.
Hidangan ini juga kerap muncul dalam acara adat atau perayaan tertentu, karena dianggap mewakili cita rasa asli Minangkabau.
Popularitas Asam Padeh juga telah merambah ke kota-kota besar di Indonesia, bahkan ke mancanegara. Restoran Minang di Jakarta, Surabaya, dan Kuala Lumpur kerap menampilkan Asam Padeh sebagai menu andalan.
Hal ini menunjukkan bahwa selera masyarakat terhadap kuliner pedas dan beraroma rempah tidak terbatas pada wilayah asalnya.
Seorang wisatawan asal Jepang, Yuki Tanaka, mengaku jatuh cinta pada Asam Padeh saat mencicipi hidangan ini di Padang. “Rasanya unik, pedasnya pas, dan sangat berbeda dari masakan Jepang.
Saya ingin membawanya pulang, tapi tentu saja hanya bisa diingat sebagai pengalaman kuliner yang tak terlupakan,” ujar Yuki.
Selain cita rasa, Asam Padeh juga dianggap memiliki nilai gizi tinggi. Ikan yang digunakan sebagai bahan utama kaya akan protein, omega-3, dan berbagai vitamin.
Bumbu-bumbu seperti jahe, kunyit, dan cabai juga memberikan manfaat kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme, menambah kekebalan tubuh, dan membantu pencernaan.
Hal ini membuat Asam Padeh tidak hanya lezat, tetapi juga menyehatkan jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat.
Inovasi dalam penyajian Asam Padeh juga semakin berkembang. Beberapa restoran kini menawarkan Asam Padeh dengan variasi modern, seperti menggunakan ikan kakap, salmon, atau bahkan tahu dan tempe bagi yang vegetarian.
Pendekatan kreatif ini membantu menjaga tradisi kuliner tetap relevan di tengah tren makanan global yang terus berubah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


