Kampanye Toxic20: Anak Padi dan Warga Lahat Bentang Spanduk Racun PLTU Membunuh Sungai Pendian dan Lematang
Kampanye Toxic20: Anak Padi dan Warga Lahat Bentang Spanduk Racun PLTU Membunuh Sungai Pendian dan Lematang.--Dokumen Palpos.id
Paparan jangka panjang terhadap logam berat tersebut dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, gangguan pernapasan, hingga kanker, baik bagi manusia maupun hewan yang mengonsumsi air atau tanaman di sekitar sungai tercemar.
Selain air, debu dari cerobong PLTU juga menjadi ancaman bagi kualitas udara.
Warga di sekitar Merapi Barat melaporkan peningkatan kasus ISPA, batuk kronis, dan iritasi kulit, terutama pada anak-anak.
Tuntutan Masyarakat: Lingkungan Bersih dan Keadilan Ekologis
Aksi bentang spanduk di Lahat hanyalah satu dari serangkaian kegiatan Kampanye Nasional Toxic20, yang digelar serentak di berbagai provinsi di Indonesia.
Tujuannya adalah menekan pemerintah dan perusahaan agar lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan akibat pembakaran batu bara.
Para peserta aksi menuntut tiga hal utama:
Pemulihan sungai dan tanah yang tercemar limbah PLTU.
Pengawasan ketat terhadap aktivitas industri batu bara dan penerapan sanksi bagi pelanggar lingkungan.
Transisi energi bersih dengan pengembangan energi terbarukan seperti surya, air, dan angin.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami menolak kerusakan lingkungan. Indonesia harus maju tanpa mengorbankan kesehatan rakyatnya,” tutup Reza Yuliana.
Menuju Lahat yang Lebih Hijau
Masyarakat Lahat berharap aksi ini menjadi momentum bagi pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau kembali kebijakan energi berbasis batu bara.
Sebab, di balik janji kemandirian energi, tersimpan ancaman nyata terhadap keberlanjutan lingkungan.
Sungai Lematang, Pendian, dan Pule bukan sekadar aliran air, melainkan nadi kehidupan masyarakat Lahat.
Bila ketiganya mati akibat pencemaran, maka hilang pula sumber ekonomi, budaya, dan harapan warga yang menggantungkan hidup dari alam.
Kampanye Toxic20 bukan sekadar perlawanan, tetapi juga seruan penyelamatan bumi dari bahaya polusi batu bara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: berbagai sumber


