Apa Itu Burnout Syndrome?

Apa Itu Burnout Syndrome?

Seperti contohnya di Sulawesi Utara memiliki perbandingan 1:1.679 yang artinya 1 dokter melayani 1.679 pasien.

Kementerian Kesehatan RI dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menyebutkan bahwa wilayah Nusa Tenggara paling memprihatinkan karena 1 dokter di wilayah tersebut harus melayani kurang lebih 5.204 pasien.

Maka dari itu tidak heran apabila banyak tenaga kesehatan yang merasa stress hingga tak bisa lepas dari burnout syndrome. Bahkan hampir dua ribu nakes meninggal akibat adanya wabah Covid-19.

Angka-angka kematian nakes tersebut membawa hasil untuk Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia bahkan ketiga terbesar di dunia.

Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia disebutkan fakta sebanyak 83 nakes yang ada di Indonesia mengalami burnout syndrome level sedang dan berat yang secara psikologis berisiko menganggu kualitas dan tentunya produktivitas kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Disamping itu Ketua Tim Peneliti Dr dr Dewi Soemarko MS SpOk juga mengatakan fakta penelitian yang dilakukan olehnya bahwa Dokter Umum di Indonesia yang juga menjalani tugas sebagai pelayanan medis di garda terdepan semasa pandemi Covid-19 memiliki risiko 2 kali lebih besar mengalami burnout syndrome.

Rasa panik, takut, khawatir kian menyelimuti nakes tatkala pada puncak meroketnya Covid-19 pada bulan Juni Juli lalu.

Terlebih adanya kabar -kabar kematian membuat nakes semakin stress hingga terkena burnout syndrome.

Burnout ialah syndrome yang memiliki hubungan dengan pekerjaan yang mencakup diantaranya kelelahan emosional, depersonalisasi serta pencapaian pribadi yang berkurang.

Burnout dapat menyebabkan nakes menjadi frustasi, kehilangan kendali serta menurunkan semangat dalam bekerja.

Apabila nakes mengalami burnout syndrome maka nakes tidak bisa bekerja dengan profesional.

Diketahui sebagian besar nakes yang turun langsung menghadapi pasien Covid-19 di rumah sakit menghadapi kesulitan beban kerja yang tinggi serta selalu merasa stress hingga membuat nakes rentan terkena burnout syndrome.

Tak hanya beban kerja, Covid-19 juga berisiko mengancam keselamatan jiwa nakes. Para nakes pun harus mengorbankan jam yang mereka punya, mulai dari jam tidur yang singkat, jam makan yang tidak teratur lalu memakai masker berlapis lapis yang dapat membuat hidung terasa sakit serta memakai APD lengkap berangkap rangkap.

Adanya tekanan dari luar dan dalam semakin membuat nakes stres hingga banyak dari mereka yang mengalami burnout syndrome.

Belum lagi melejitnya jumlah pasien, fasilitas rumah sakit yang kurang memadai dan juga tingginya risiko terpapar penyakit membuat nakes kian hari kian stres akibat kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: