Harga Telur Ayam di Pasar Kayuagung Capai Rp26 Ribu Perkilogram

Harga Telur Ayam di Pasar Kayuagung Capai Rp26 Ribu Perkilogram

Salah satu karyawan di Toko Budi yang berada di Pasar Tradisional Kayuagung, Kabupaten OKI saat memindahkan telur ke dalam peti, Rabu, 26 Oktober 2022. -Palpos.id-

KAYUAGUNG, PALPOS.ID - Telur ayam negeri yang dijual di Pasar Tradisional Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) per Rabu, 26 Oktober 2022 mencapai harga Rp26 ribu perkilogram.

"Harga ini naik dari sebelumnya yakni Rp 24 ribu perkilogram. Naiknya baru atau dalam kurun waktu tiga hari ini," ungkap Budi (37), salah satu pedagang telur di pasar tersebut kepada Palpos.Id, Rabu, 26 Oktober 2022.

Dia mengatakan, mereka adalah tangan ketiga yang menaikkan harga karena harga dari agen atau tangan kedua juga naik.

Dimana untuk harga Rp26 ribu itu, mereka membeli telur dari agen Rp 23,5 ribu. Sedangkan, di harga Rp 24 ribu, membelinya sekitar Rp 22 sampai 21,5 ribu perkilogram.

BACA JUGA:Harga Telur Ayam Ras di OKI Tembus Rp30 Ribu/Kg

"Di harga yang naik sekarang ini banyak pembeli yang merasa keberatan. Namun, untuk penjualan telur masih seperti biasa. Dimana sehari biasanya membawa 6 peti dan masih habis, kalau pun lagi sepi mungkin hanya 5 peti yang terjual," ujar warga Tanjung Rancing ini.

Ia menambahkan, satu peti mempunyai berat 15 kilogram. Sehingga dalam sehari bisa membawa sebanyak 90 kilogram dengan keuntungan yang dihasilkan kurang lebih Rp 200 ribu.

"Seperti kata saya tadi, harga naik pembeli banyak yang keberatan. Kita juga tidak bisa mengandalkan daya beli masyarakat yang rata-rata belinya 1 kilogram,” katanya.

‘’Namun, kita mengandalkan langganan yang kebanyakan dari rumah makan dan hotel. Dimana tingkat pembelian mereka dengan kisaran 3 sampai 5 kilogram sekali beli," tuturnya.

BACA JUGA:Harga Telur Ayam di Pasar Kayuagung Tembus Rp 29 Ribu/Kg

Masih kata Budi, harga telur naik biasanya disebabkan oleh pembagian PKH. Namun menurutnya, saat membeli dengan agen sedang tidak ada pembagian PKH, sehingga dirinya sendiri menjadi bingung menganai penyebabnya.

"Saya buka di sini dari pukul 05.30 sampai 17.00 WIB. Dan kalau saya pribadi lebih senang harga normal, karena keuntungannya sama saja. Namun bedanya, masyarakat tidak keberatan kalau harganya normal," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: