Kenaikan Harga Telur Disebabkan Cuaca dan Ongkos Kirim Naik

Kenaikan Harga Telur Disebabkan Cuaca dan Ongkos Kirim Naik

Ketua Asosiasi Masyarkat Peternak Sumatera Selatan, Ismaidi Chaniago.-Palpos.id-

PALEMBANG, PALPOS.ID - Kenaikan harga telur disebabkan perubahan cuaca dan kenaikan harga ongkos kirim yang disebabkan oleh kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumatera Selatan Ismaidi Chaniago saat dihubungi Palpos.id, Rabu 26 Oktober 2022.

“Hampir tiga minggu terakhir cuaca sangat buruk terjadi di hamper seluruh wilayah, tentunya berpengaruh terhadap produksi ayam petelur. Ini juga yang menyebabkan kenaikan harga karena stok telur menipis,” paparnya.

Cuaca buruk, tambah dia menurutkan produksi telur sebesar 10-15 persen. “Kita juga harus ekstra melakukan langkah guna menstabilkan atau minimal ayam petelur tetap bisa produksi,” jelasnya.

BACA JUGA:Harga Telur Ayam di Pasar Kayuagung Capai Rp26 Ribu Perkilogram

Kemudian kenaikan harga BBM tentuny ajuga sangat berpengaruh terhadap harga telur. Karena, penyesuaian kenaikan ongkos kirim dari kandangan ke pedagang. “Ini hanya kenaikan sesaat saja,” tegasnya.

Meskipun sesaat namun dia menyatakan jika pihaknya tidak bisa menekan mekanisme pasar.

“Dan sebagai tambahan saat ini BEP telur itu sudah Rp 23 ribu/ kg on farm (kendang red). Harga dikandang pun saat ini masih dibawah Break Even Point (BEP/ tidak terjadi kerugian atau keuntungan Yaitu Rp 22500/ kg hari ini,” tutupnya.

Sementara itu, meskipun beberapa hari lalu sempat meroket hingga Rp32 ribu perkilogram, namun harga telur ayam ras yang dijual pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten OKU, kini kembali stabil dikisaran Rp26 ribu perkg.

BACA JUGA:Telur dan Ayam Naik Lagi Pedagang di Palembang Mengeluh Sepi Pembeli

"Seminggu lalu harga telur sempat tembus Rp32 ribu perkg, namun sekarang harganya sudah turun lagi dan kembali stabil dikisaran Rp26 ribu perkg," ungkap Juyot, pedagang telur di Pasar Atas Baturaja, Rabu 26 Oktober 2022.

Dijelaskannya, kondisi ini terjadi karena harga tebus telur ayam ras di tingkat agen sejak beberapa hari ini cenderung turun.

"Waktu harga telur meroket tajam dikisaran Rp32 ribu perkg, maka daya beli masyarakat langsung turun. Karena itu, agen akhirnya menurunkan harga dan kami pedagang juga ikut menyesuaikan harga," tegasnya.

Sementara untuk harga daging ayam ras, saat ini masih stabil dikisaran Rp35 ribu hingga Rp40 ribu perekor.

BACA JUGA:Telur Mahal, Peternak Tak Untung. Harga Pakan Tinggi dan Pembeli Sepi

"Kalau daging ayam harganya stabil selama sebulan ini," ungkap Wati, pedagang ayam di Pasar RS Sriwijaya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: