Ini 10 Fakta Sejarah Polda Sumsel, Nomor 4 Bikin Terkejut

Ini 10 Fakta Sejarah Polda Sumsel, Nomor 4 Bikin Terkejut

Kantor Polda Sumsel --

PALEMBANG, PALPOS.IDKepolisian Daerah Sumatra Selatan atau Polda Sumsel  ternyata dulu bernama Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau Kodak) VI/Sumatra Selatan). Tugasnya adalah sebagai pelaksana tugas Kepolisian RI di wilayah Provinsi Sumsel. 

Sampai tahun 2001,  Polda Sumsel ini dikepalai perwira tinggi bintang satu atau brigadir jenderal polisi. Berikut 10 fakta-fakta terkait sejarah pendirian Polda Sumsel yang wajib anda ketahui.

1. Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) secara resmi terbentuk pada tanggal 17 Agustus 1950. 

2. Saat itu kantor Polda Sumsel terletak di Jalan Merdeka, dekat Masjid Agung, tepatnya di Monpera yang ada saat ini. Dari kantor sederhana inilah Komando Kepolisian Sumatera Selatan dijalankan.

3. Sejarah kepolisian di Sumatera Selatan (Sumsel) dimulai sejak masa penjajahan Belanda.

4. Kantor Komando Daerah Kepolisian (Komdak atau Kodak) VI/ Sumatera Selatan, dulu berbentuk rumah limas (rumah adat Palembang) yang hanya terbuat dari kayu. 

5. Kepolisian di daerah Sumsel membawahi Polisi keresidenan Palembang, Lampung, Bengkulu , Bangka dan Belitung (Babel).

6. Polisi keresidenan membawahi polisi kabupaten dan daerahnya masing-masing. Polisi-polisi sub wilayah sebagai ujung tombak dan struktur ini berlangsung  dari tahun 1950 hingga tahun 1958 

7. Sebelum pemekaran, Polda Sumsel bernama Polda Sumbagsel, membawahi tiga kepolisian wilayah (Polwil) yaitu; Polwil Lampung, Jambi dan Bengkulu, serta satu Kepolisian Kota Besar (Poltabes) berada di Palembang, dan tiga kepolisian Resort Kota (Polresta) yaitu di Jambi, Bandar Lampung dan Bengkulu.

8. Polda Sumsel memiliki maskot berupa Gajah Putih. Tak diketahui secara pasti kapan maskot ini mulai digunakan. 

9. Pada masa penjajahan Belanda terdapat beberapa jenis kesatuan polisi, antara lain Polisi Lapangan (Veld Politie), Reserse Daerah (Geweste/i/ke Recherche), Polisi Kota (Staads-Politie) dan Polisi Umum (Alaemene Politie).  Sedangkan di tempat-tempat controleyur (onder afdeling) dibentuk detasemen-detasemen polisi.

10. Pembentukan kesatuan kepolisian diselaraskan dengan kebutuhan dan kondisi daerah Sumsel. Tujuannya adalah  untuk melindungi orang-orang Belanda yang bekerja bagi kolonial. 

Sumatera Selatan sendiri mencakup tiga keresidenan, yaitu Keresidenan Palembang, terdapat beberapa controleur diantaranya Lubuk Linggau, Lahat, Pagar Alam, Tebing Tinggi, Baturaja, Kayuagung, Sekayu, Belitung dan Pangkal Pinang. 

Walaupun Keresidenan Palembang sebagai pusat Provinsi Sumsel, tetapi antara kepolisian Keresidenan  yang satu dengan yang lain tidak ada hubungan sama sekali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: