Prinsip-prinsip Tarif Air dan Konsekuensi Tarif Murah

Prinsip-prinsip Tarif Air dan Konsekuensi Tarif Murah

Direktur Utama PDAM Tirta Musi Palembang, Andi Wijaya.Foto:Erika/Palpos.id--

Oleh : Andi Wijaya Adani*

PERUSAHAAN air minum selalu dihadapkan kepada dua sisi yang berlawanan, sisi orientasi bisnis dan sisi lainnya adalah air minum sebagai kebutuhan hakiki manusia. 

Sebagai kebutuhan hakiki manusia, maka tarif air harus dapat terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Tetapi disisi lain sebagai perusahaan PDAM harus dapat menghasilkan keuntungan. Melalui keuntungan perusahaan dapat lebih meningkatkan lagi pelayanan air minum kepada masyarakat dengan memperluas cakupan pelayanan, meningkatkan kapasitas Instalasi Air yang terpasang, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan serta memberi sumbangsih dana bagi pemerintah daerah sebagai pemilik perusahaan. 

Tarif air sebenarnya adalah tarif yang dikenakan pelanggan atas volume air yang dipakai. Biasanya tarif terdiri dari beberapa tingkatan yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan pelanggan. Secara garis besar tarif dibedakan menjadi tarif dasar, tarif rendah dan tarif penuh.

Tarif dasar adalah tarif yang nilainya sama dengan biaya dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi dan mensuplai air sehingga sampai pelanggan. Sedangkan tarif rendah adalah tarif dasar yang dikurangi dengan subsidi yang dapat diberikan ke pelanggan tertentu, sehingga tarif ini akan dibawah tarif dasar karena terdapat subsidi pada tarif ini. 

Tarif penuh adalah tarif dasar ditambah dengan keuntungan perusahaan. Penggolongan tarif seperti ini diperlukan pada pelanggan air minum karena untuk pengenaan biaya air sesuai dengan kemampuan ekonomi pelanggan. Kemampuan ekonomi sesuatu yang sulit untuk diukur, oleh sebab itu digunakan pendekatan melalui luas bangunan, material bangunan dan ada tidaknya usaha komersial.

Mungkin akan timbul pertanyaan mengapa tidak dilakukan penerapan seperti tarif listrik yang berdasarkan kapasitas terpasang. Hal ini tidak dapat dilakukan pada pelanggan air minum, oleh karena tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi air. Artinya pelanggan dengan pendapatan yang tinggi menggunakan air relatif sama dengan pelanggan dengan tingkat pendapatan yang rendah. 

Bandingkan dengan pemakaian listrik dimana pelanggan dengan pendapatan yang tinggi akan menggunakan listrik lebih banyak dan lebih besar dibandingkan dengan pelanggan dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah. Hasil dari beberapa penelitian menunjukan bahwa memang tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi air rumahtangga seperti yang dilaporkan oleh Whittington D (2011) Pricing Water and Sanitation Services. In: Peter Wilderer (ed.) Treatise on Water Science, vol. 1. 

Hal yang sama ditemukan pada pelanggan PDAM Tirtamusi Palembang, dimana antara pelanggan kelompok 2a (rumah sederhana) dengan kelompok 2b (rumah menengah) pada 9 unit pelayanan tidak ditemukan perbedaan yang nyata di dalam penggunaan airnya, seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar. Konsumsi air per rumah tangga per bulan di 9 unit pelayanan pada kelas   pelanggan rumahtangga sederhana dengan rumah tangga menengah.

Dari grafik tersebut terlihat bahwa rata-rata rumah tangga menggunakan air 30 m3 per bulan dan tidak ada perbedaan nyata antara rumah tangga sederhana dengan rumah tangga menengah, bahkan pada unit Pelayanan Kalidoni konsumsi air pelanggan rumah tangga sederhana jauh melebihi konsumsi air keluarga menengah. 

Di dalam menetapkan kebijakan tarif ada 4 faktor yang perlu diperhatikan. Faktor tersebut adalah:

1. Cost Recovery

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: