DBD Mengancam, Dinkes Lubuklinggau Lakukan Hal Ini

DBD Mengancam, Dinkes Lubuklinggau Lakukan Hal Ini

Erwin Armeidi--

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID.- Hati-hati, ancaman Demam Berdarah Dengue atau dikenal dengan DBD bisa kapan saja mengintai.

Penyakit menular yang disebabkan virus Dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini kapan saja bisa menyerang, terutama di musim hujan dan pancaroba.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lubuklinggau, sepanjang 2023 DBD telah menyerang puluhan warga Kota Lubuklinggau. Tepatnya ada sekitar 61 warga Kota Lubuklinggau yang terserang DBD.

BACA JUGA:Tak Perlu Keluar Kota, Ada Pondok Pengobatan Alternatif Miftahussyfa di Empat Lawang

Pada Januari sedikitnya ada 20 kasus DBD yang dilaporkan ke Dinkes Lubuklinggau.

Pada Februari kasus yang dilaporkan ke Dinkes sempat turun yakni terdapat 14 kasus saja.

Begitupun pada Maret kasus DBD masih berada diangka yang sama yakni 14 kasus. Pada April kasus DBD kembali turun menjadi 13 kasus.

BACA JUGA:Butuh Minuman Segar Saat Cuaca Panas ? Berikut 5 Rekomendasi Es yang Bisa Kamu Coba Buat Sendiri di Rumah!

"Untuk Mei sampai hari ini belum ada laporan yang masuk ke Dinkes atau bisa dikatakan sementara ini DBD zerro kasus," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Lubuklinggau Erwin Armeidi, melalui Koordinator Sub Substansi Program, Informasi dan Humas Adeki Supriadi, kepada Palembang Pos, Senin 29 Mei 2023.

Penurunan kasus DBD tersebut, dijelaskan Kadinkes karena adanya upaya penanggulangan DBD yang dilakukan.

Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya, PE atau penyelidikan epidemiologi kasus yakni, upaya untuk mengetahui sumber sebaran tempat atau sumber penularan DBD.

BACA JUGA:Viral, Video Philadelphia Jadi Kota Zombie di Dunia Nyata, Pecandu Narkoba Teler di Jalan, Bikin Merinding...

Kemudian penyuluhan dan edukasi ke masyarakat tentang bagaimana melakukan pencegahan DBD.

"Jadi kita minta melakukan hal dasar yang harus dilakukan pada umumnya, seperti 3M yakni  menguras, menutup bak penampungan air, serta mengubur narang-barang bekas yang bisa menjadi tempat penampungan air," jelas Adeki.

Selain itu, pembagian bubuk Abate melalui puskesmas-puskesmas. "Jadi masyarakat bisa meminta bubuk Abate di puskesmas yang ada di wilayah mereka untuk kemudian di taburkan dalam bak penampungan air yang ada di rumah mereka," terangnya.

Upaya lain yang dilakukan dengan melakukan fogging yang terfokus  pada kasus hasil PE. "fogging yang dilakukan hanya terfokus pada daerah yang DBD nya tinggi," ujarnya.

Dalam melakukan foging, Dinkes juga melakukan edukasi bahwa foging hanya bisa dilakukan ditempat dan obat yang terukur sesuai dengan standar kebutuhannya.

 "Artinya fogging tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena itu dapat membuat nyamuk bermetafosis sehingga nyamuk menjadi kebal terhadap bahan yang digunakan,
" pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: