Wilmar Group Dukung Penuh Pemprov Sumsel Dalam Kendalikan Karhutla

Wilmar Group Dukung Penuh Pemprov Sumsel Dalam Kendalikan Karhutla

Wilmar Group saat memberikan dukungan kepada Pemrov Sumsel dalam mengendalikan karhutla. -Foto : Istimewa-

OKI, PALPOS.ID - Turut andil dalam  melakukan penanggulangan kebakaran kebun, hutan dan lahan (karhutbunla) di Provinsi Sumatera Selatan, Wilmar Group  berkomitmen terus membantu pemerintah.

Hal tersebut terlihat dengan adanya bantuan pembiayaan operasional sebesar Rp500 juta yang diserahkan langsung oleh M Syafei selaku Head of Social Security & License Wilmar Group mewakili Direksi PT Tania Selatan.

Bantuan itu diterima langsung oleh Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Yanuar Adil selaku Wadansatgas Pengendalian Karhutlabun didampingi Kapoksahli Pangdam Brigjen Norman Saito dan Assisten Operasi Kolonel Inf Bobbie Triyantho di Makodam II Sriwijaya Kota Palembang.

BACA JUGA:Kunjungan Lapas Lubuklinggau, Kakanwil Kemenkumham Sumsel Minta Petugas Kompak

Penyerahan bantuan dana juga disaksikan oleh Kadisbun Sumsel Agus Darwa, Kalaksa BPBD Sumsel M Iqbal, Ketua Gapki Sumsel Alex Sugiarto, dan perusahaan lainnya.

Dikatakan M Syafei bahwa karhutla berdampak terhadap seuluruh aspek kehidupan masyarakat. Maka dari itu, pihaknya siap mendukung pemerintah dalam pengendalian karhutla dan juga berkomitmen untuk berkontribusi, baik di dalam maupun di wilayah sekitar operasional.

"Mencegah lebih baik daripada memadamkan. Kami akan berkontribusi penuh dalam upaya ini," kata Syafei saat dihubungi melalui telepon pada Kamis (11/10/2023) siang.

BACA JUGA:Tinjau Lalas Empat Lawang, Kakanwil Ilham Djaya Pesan Jajaran Selalu Waspada Potensi gangguan Kamtib

Sebagai bentuk komitmen, Wilmar telah membentuk tim satgas pencegahan kebakaran di setiap unit konsesi. Mereka adalah tim yang terlatih dan dibekali dengan peralatan memadai, termasuk membangun menara pantau setinggi 15 meter dan sumur bor.

"Perusahaan kami juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menetapkan standard operating procedures (SOP) kebakaran di lahan dan hutan di setiap konsesi," bebernya.

Dijelaskan perusahaan binaannya juga telah menetapkan peta risiko kebakaran (fire risk map), yaitu peta untuk menentukan tinggi-rendah risiko saat terjadi kebakaran dengan penyangga (buffer) 5 kilo meter (km) dari konsesi perusahaan.

BACA JUGA:Terdampak Debu Jalan Batubara PT MMJ Penghasilan Kebun Warga Desa Pangkalan Bayat Menurun

"Sejak Februari 2016, Wilmar telah bergabung dalam Fire Free Alliance (FFA) bersama beberapa perusahaan lainnya, yaitu  APRIL, Asian Agri, Musim Mas, Sime Darby, IOI Corporation Berhard serta lembaga sosial masyarakat IDH (The Sustainable Trade Initiative) dan PM Haze. FFA merupakan kelompok multi-stakeholder yang berinisiatif dalam pengendalian masalah kabut asap dan kebakaran yang terjadi di Indonesia," jelasnya.

Dilokasi yang sama, Pj Gubernur Sumsel, DR Drs Agus Fatoni MSi mengatakan, semua pihak perlu terlibat aktif dalam pengendalian karhutla. Salah satu pihak yang diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya tersebut adalah perusahaan.

Diantaranya dengan dengan memberikan bantuan dan sumbangan. Dukungan itu akan dimanfaatkan untuk penambahan pasukan dan program lainnya. Dia juga mengapresiasi upaya perusahaan yang selama ini aktif melakukan pencegahan di sekitar wilayah operasionalnya.

BACA JUGA:Jadi Pj Gubernur Sumsel, Fatoni: Pulang Kampung untuk Membangun Kampung Makin Sejahtera

Selama ini juga diketahui, perusahaan sudah bergerak sendiri. Jadi sudah banyak di lingkungannya masing-masing mengamankan dan melakukan penanganan terhadap pengendalian Karhutla.

"Alhamdulillah, responnya cukup baik. Ini juga akan ada bantuan-bantuan sesuai dengan kondisi perusahaan masing-masing," terangnya.

Menurut Pangdam II Sriwijaya, Mayjend TNI Yanuar Adil, jika pengendalian karhutla perlu dilakukan bersama-sama, mengingat tahun ini peristiwa tersebut telah terjadi berkepanjangan.

BACA JUGA:Demonstrasi Massa di Muba untuk Menyelesaikan Sengketa Batas dan Isu Lingkungan Akibat Penambangan Batubara

"Hal itu diduga terkait dengan siklus karhutla empat tahunan yang terjadi di Tanah Air. Bantuan dari perusahaan diharapkan dapat menambah sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pengendalian," tutupnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: