Es Dogan dan Es Dawet: Jejak Kenikmatan dalam Tradisi Berbuka Puasa

Es Dogan dan Es Dawet: Jejak Kenikmatan dalam Tradisi Berbuka Puasa

Ilustrasi--Foto: Istimewa

KULINER,PALPOS.ID - Di tengah panasnya bulan Ramadan, warga Palembang, Sumatera Selatan, menemukan kesegaran dalam dua minuman khas Indonesia: Es Dogan dan Es Dawet. Meski tak asing di lidah masyarakat Indonesia, namun keunikan harga dan popularitasnya di pasar tradisional Palembang, menjadi sorotan tersendiri.

Pedagang es, Rio, yang menjual kedua minuman tersebut, telah menjadi salah satu ikon kuliner Ramadan di wilayah tersebut. Dengan harga yang terjangkau, Rp3.000 saja per porsi, minuman segar ini mampu menjadi pilihan utama warga untuk berbuka puasa.

Rio memulai usahanya sejak tahun 2012 dan sejak saat itu, pangsa pasarnya terus berkembang pesat. Terutama saat bulan Ramadan tiba, pesanan dari para pembeli tidak pernah surut. Bahkan, beberapa pelanggan setianya kerap memborong minumannya dalam jumlah yang besar untuk dibagikan kepada keluarga atau tetangga.

Es Dogan dan Es Dawet bukan hanya sekadar minuman untuk menyegarkan tenggorokan di tengah cuaca yang panas, tetapi juga memiliki nilai tradisional yang kental. Keduanya merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia yang terus dijaga keberadaannya.

BACA JUGA:Menikmati Kelezatan Jajanan Takjil, Pilihan Tak Terpisahkan saat Berbuka Puasa

BACA JUGA:Inovasi Kuliner Ramadan: Takjil Unik untuk Buka Puasa yang Memukau Lidah

Menyajikan Es Dogan dan Es Dawet tidak semudah yang dibayangkan. Kedua minuman ini memiliki proses pembuatan yang membutuhkan keahlian khusus agar rasanya tetap autentik dan menyegarkan. Es Dogan, yang terbuat dari campuran gula merah, santan, dan es serut, memberikan rasa manis dan segar yang khas. 

Sementara Es Dawet, dengan campuran santan dan sirup gula aren, memberikan sensasi segar yang unik dengan tambahan agar-agar hijau.

Selain kenikmatannya, Es Dogan dan Es Dawet juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Di bulan Ramadan, kedua minuman ini sering menjadi media untuk berbagi dengan sesama. Bukan hanya sebagai sajian untuk berbuka puasa pribadi, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian untuk menyantuni yang membutuhkan.

Tidak hanya itu, keberadaan Rio dan usahanya turut memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Dengan popularitasnya yang terus meningkat, Rio mampu memberikan lapangan kerja bagi sejumlah orang di sekitarnya. Hal ini tentu menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kuliner tradisional mampu menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat.

BACA JUGA:Puding Gula Merah, Favorit Terpopuler Lansia sebagai Menu Buka Puasa yang Menggugah Selera

BACA JUGA:Menjelajahi Kecocokan Ice Cream Sebagai Hidangan Penutup Saat Berbuka Puasa

Tak heran jika Es Dogan dan Es Dawet menjadi takjil favorit yang dinantikan setiap tahunnya di Palembang. Selain sebagai penyejuk tenggorokan, kedua minuman ini juga membawa nostalgia akan kehangatan dan kebersamaan di bulan Ramadan. 

Dengan harga yang terjangkau, kualitas yang terjamin, serta nilai tradisional dan sosial yang tinggi, Es Dogan dan Es Dawet tetap menjadi pilihan utama untuk menyambut berbuka puasa di kota ini.**

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: