Harusnya Kampanye Jadi Ajang Adu Program, Bukan Tebar Pesona
Bagindo Togar Butar Butar, pengamat politik Sumsel--
PALEMBANG, PALPOS.ID- Sumatera Selatan sedang bersiap menghadapi Pilkada serentak pada 27 November 2024 mendatang,
di mana 46 pasangan calon (Paslon) kepala daerah telah resmi ditetapkan pada 29 Agustus lalu.
Dari jumlah tersebut, tiga Paslon merupakan calon Gubernur, sementara sisanya adalah calon Bupati dan Walikota yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota.
Pada 23 September, seluruh Paslon telah mendapatkan nomor urut dan kini aktif berkampanye, baik secara offline maupun online, untuk meraih simpati masyarakat di daerah pemilihan masing-masing.
BACA JUGA:Bawaslu Sumsel Pantau Kesiapan Logistik Pilkada di OKU
BACA JUGA:Ketum PPDI: Perangkat Desa Wajib Netral dan Tidak Boleh Berpolitik Praktis dalam Pilkada 2024
Namun, kampanye yang seharusnya menjadi ajang adu gagasan dan penyampaian program untuk kemajuan daerah, kini malah didominasi oleh pencitraan dan selebrasi tebar pesona.
Banyak pihak menilai Paslon kepala daerah lebih berfokus pada popularitas pribadi, alih-alih memaparkan ide-ide inovatif atau terobosan konkret yang bisa menjamin kemajuan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mencapai Rp11 triliun, harapan publik terhadap para calon pemimpin begitu tinggi.
Sayangnya, kampanye yang terkesan hanya sekadar ajang pamer popularitas, telah membuat banyak warga ragu akan kompetensi dan komitmen Paslon
dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks," ujar Bagindo Togar Butar-butar, kepada Palpos.ID, Senin (30/1).
Menurutnya, Sumatera Selatan menghadapi beragam masalah pembangunan yang memerlukan solusi inovatif dan kepemimpinan yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: