Wonton : Pangsit Tradisional China yang Mendunia dan Terus Berinovasi
Siapa yang bisa menolak kelezatan wonton? Dari pangsit tradisional Tiongkok hingga inovasi modern, setiap gigitan membawa cerita panjang dan rasa yang tak terlupakan!.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID — Wonton, si pangsit mungil dari Tiongkok, telah menjelma menjadi salah satu ikon kuliner Asia yang digemari di berbagai penjuru dunia.
Hidangan ini tak hanya kaya rasa, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dan nilai budaya yang dalam.
Dari sajian rumahan yang sederhana hingga menu restoran bintang lima, wonton terus berkembang mengikuti selera dan kreativitas zaman.
Wonton pertama kali tercatat dalam sejarah sejak masa Dinasti Tang (618–907 M), meskipun para sejarawan percaya bahwa bentuk awalnya sudah ada sejak Dinasti Han.
BACA JUGA:Seblak Cobek, Sensasi Pedas Tradisional yang Kian Diminati Pecinta Kuliner
BACA JUGA:Udang Bakar Jadi Primadona Baru Kuliner Nusantara
Kata "wonton" sendiri berasal dari aksara Mandarin “hún tún” (混沌), yang berarti "kekacauan" atau "tak berbentuk", mencerminkan bentuk adonan yang dilipat tidak beraturan sebelum dimasak.
Awalnya, wonton dibuat sebagai sajian musim dingin karena isian daging dan sup hangat di dalamnya dipercaya memberi kehangatan tubuh.
Dari waktu ke waktu, wonton berkembang menjadi hidangan pokok di banyak provinsi di China seperti Guangdong, Sichuan, dan Jiangsu, masing-masing dengan varian unik.
Tiap daerah memiliki cara khas dalam menyajikan wonton.
BACA JUGA:Kebuli Kambing Bakar Madu, Sajian yang Cocok Untuk Hari Raya Iduladha
BACA JUGA:Bakso Tahu, Sajian Lezat yang Kian Digemari di Tengah Tren Kuliner Sehat
Di Tiongkok selatan, terutama di Kanton, wonton biasanya diisi daging babi cincang dan udang, lalu disajikan dalam kuah kaldu bening yang ringan.
Di sisi lain, wonton ala Sichuan tampil lebih pedas, dengan siraman saus cabai dan minyak wijen yang menggugah selera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
