Harga Emas Dunia Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Diprediksi Bisa Capai USD 5.000

Kebijakan AS beri pengaruh besar terhadap harga emas dunia-Foto:dokumen palpos-
Jakarta, 7 September 2025, PALPOS.ID – Harga emas dunia terus melambung dan mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah.
Untuk pertama kalinya, harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) menembus angka USD 3.650 per ons, didorong oleh ketidakpastian ekonomi global dan melemahnya data ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam.
Kenaikan ini menjadi sinyal kuat bahwa investor global semakin memburu aset safe haven di tengah kekhawatiran resesi, ketegangan geopolitik, dan tekanan terhadap independensi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Lonjakan harga emas terjadi menyusul laporan tenaga kerja AS yang dirilis Jumat (5/9), yang menunjukkan perlambatan signifikan dalam perekrutan.
BACA JUGA:Harga Emas Kian Tak Terkontrol, Naik Rp41 Ribu dan Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
BACA JUGA:Harga Emas Antam Buat Rekor Lagi, Sentuh Rp 2,115 Juta per Gram pada 17 September 2025
Tingkat pengangguran bahkan naik ke level tertinggi sejak tahun 2021, mempertegas bahwa pasar tenaga kerja AS sedang berada dalam tekanan serius.
Merespons data tersebut, pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan memangkas suku bunga acuan (FFR) sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 17 September mendatang, dengan probabilitas mencapai 84 persen.
Sementara kemungkinan pemangkasan yang lebih agresif, yakni 50 bps, berada di angka 16 persen.
“Emas mencapai titik tertinggi baru. Para investor optimistis karena tren melemahnya pasar kerja akan memaksa The Fed melakukan pelonggaran kebijakan moneter,” ujar Tai Wong, trader logam independen, kepada Reuters.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Cetak Rekor Baru, Tembus Rp 2,1 Juta per Gram
BACA JUGA:Bank Raya Gelar Pesta Raya, Nasabah Berpeluang Menangkan Mobil Listrik hingga Ratusan Hadiah
Sejak Januari 2025, harga emas dunia telah melonjak lebih dari 36 persen, menjadikannya salah satu instrumen investasi dengan performa terbaik tahun ini.
Selain faktor ekonomi, lonjakan harga juga dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik serta kekhawatiran terhadap stabilitas kebijakan ekonomi global.
“Prospek emas tetap bullish karena pasar kini lebih fokus pada risiko perlambatan ekonomi ketimbang inflasi,” tambah Wong.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa target harga emas mencapai USD 4.000 per ons masih memerlukan “dislokasi besar” dalam sistem keuangan global.
BACA JUGA:Iklan Terbaru Shopee 9.9 Super Shopping Day Bersama Hearts2Hearts Bikin Netizen Gak Bisa Move On!
BACA JUGA:Bank Raya Optimis Terus Kembangkan Produk Raya App yang Built to Last
Kekhawatiran investor tak hanya datang dari data ekonomi, tetapi juga dari dinamika politik dalam negeri AS.
Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan setelah memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dan terus menekan lembaga tersebut agar memangkas suku bunga.
Analis menilai, serangan Trump terhadap independensi The Fed bisa berdampak sistemik.
Goldman Sachs bahkan merilis proyeksi mengejutkan bahwa harga emas bisa melonjak hingga USD 5.000 per ons, jika Trump berhasil mendikte arah kebijakan moneter.
"Jika investor mulai kehilangan kepercayaan terhadap aset berdenominasi dolar AS, maka emas akan menjadi pilihan utama," tulis laporan Goldman Sachs.
Faktor lain yang mendorong reli harga emas adalah pengumuman Trump terkait tarif “Hari Pembebasan” pada April lalu, yang menerapkan bea masuk tinggi terhadap sejumlah negara.
Langkah tersebut memicu kekhawatiran tentang masa depan perdagangan global, memperkuat posisi emas sebagai pelindung nilai.
Kyle Rodda, analis pasar dari Capital.com, menjelaskan: “Ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik karena tidak ada alternatif yang menawarkan imbal hasil tinggi.
Ini diperkuat oleh upaya Trump melemahkan dolar AS demi meningkatkan daya saing ekspor.”
Kenaikan harga emas ke level tertinggi dalam sejarah bukan sekadar refleksi dari permintaan pasar, tetapi juga cerminan dari keresahan global yang makin dalam.
Dengan kondisi ekonomi yang melemah, gejolak politik di AS, dan potensi pelonggaran suku bunga, emas kian memperkuat posisinya sebagai benteng pertahanan kekayaan bagi investor di seluruh dunia.
Apakah USD 5.000 per ons akan jadi kenyataan? Pasar kini tinggal menunggu perkembangan kebijakan The Fed dan manuver politik Donald Trump.(del)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: