Iklan BANNER GRANDFONDO
Iklan Astra Motor

Harga Emas Dunia Anjlok di Akhir Pekan, Antiklimaks Usai Pemerintahan AS Dibuka Kembali

Harga Emas Dunia Anjlok di Akhir Pekan, Antiklimaks Usai Pemerintahan AS Dibuka Kembali

Harga Emas Dunia Anjlok di Akhir Pekan, Antiklimaks Usai Pemerintahan AS Dibuka Kembali-Foto:dokumen palpos-

JAKARTA, PALPOS.ID - Harga emas dunia mengalami antiklimaks setelah sempat melejit sepanjang awal pekan.

Kembali beroperasinya pemerintahan Amerika Serikat (AS) serta memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) membuat logam mulia itu terpeleset di akhir pekan.

Mengutip data Refinitiv, harga emas pada penutupan perdagangan Jumat (15/11/2025) tercatat di US$4.079,65 per troy ons, anjlok 2,2% dari posisi sebelumnya. Meski melemah di penghujung pekan, kinerja sepekan masih terbilang positif dengan kenaikan 2%.

Emas mengawali pekan ini dengan performa gemilang. Selama tiga hari berturut-turut, harga emas terus menguat.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Naik Rp29.000, Dunia Tunggu Keputusan DPR AS Akhiri Shutdown

BACA JUGA:Sempat Melemah, Harga Emas Siap-siap “Balas Dendam” hingga 2026

Bahkan pada perdagangan Senin (10/11/2025), emas mencatat lonjakan 2,92% dalam sehari, tertinggi sejak 15 April 2025.

Kenaikan tajam ini dipicu kekhawatiran terhadap melemahnya ekonomi AS, yang sempat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan.

“Ada kekhawatiran mengenai ekonomi AS karena data yang lemah, dan fokus utama tetap pada indeks dolar,” ujar Jigar Trivedi, analis riset senior Reliance Securities.

Pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe haven akibat tensi geopolitik serta perang dagang yang berkepanjangan turut mengangkat harga emas.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Kembali Mengkilap, Tembus Rp2,36 Juta per Gram pada Rabu (12/11/2025)

BACA JUGA:Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Viral di Dunia Maya, Raup Lebih dari 85 Juta Views

Sejumlah data ekonomi pekan lalu menunjukkan pelemahan signifikan. AS kehilangan lapangan kerja pada Oktober 2025, terutama pada sektor pemerintah dan ritel.

Sentimen konsumen juga tergelincir ke level terendah dalam hampir 3,5 tahun akibat dampak penutupan pemerintahan terlama dalam sejarah negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: