Low 100 Kilo

Kamis 09-06-2022,12:56 WIB

Oleh Dahlan Iskan KELIHATANNYA seperti mustahil Tapi inilah langkah besar Datuk Low Tuck Kwong berikutnya Di usianya yang 74 tahun meningkatkan produksi batu bara menjadi 60 juta ton setahun Angka itu hampir dua kali lipat dari produksi grup Bayan Resources tahun lalu Mustahil Ia punya akal akalnya orang kaya ia bangun jalan baru Sepanjang 100 km Jalan baru itu langsung ke arah sungai Mahakam Lebih besar dan dalam Bisa angkut batu bara lebih banyak dibanding hanya lewat sungai Belayan dan Senyiur seperti selama ini Ujung jalan baru itu memang di Muara Wahau Jauh di hulu Mahakam Di pedalaman sekali Lebih hulu dari Kotabangun Bahkan lebih hulu lagi dari Muara Muntai Berarti lebih hulu dari dua danau besar di sungai itu Danau Melintang dan Danau Semayang Lebih jauh tapi lebih menguntungkan Jalan baru itu bukan baru akan dibangun tapi sedang dibangun Anggaran pembangunannya Rp 3 triliun lebih Harus membangun pula tujuh jembatan salah satunya jembatan besar melintasi sungai Belayan Saya menelusuri jalan itu Di bagian yang sudah jadi Besar Lebar Lurus Kuat Kelak kalau pecah perang misalnya jalan ini bisa untuk landasan pesawat tempur Kelas apa pun Jembatan sungai Belayan itu juga sudah selesai Akan diserahkan ke masyarakat Bayan memang membangun dua jembatan sungai Belayan Bersebelahan Yang satu untuk umum Satunya lagi khusus untuk batu bara sedang dalam pengerjaan Jembatan untuk umum itu bisa disebut jembatan masa depan Belum ada sambungan jalan di sebelah sono nya Tidak ada juga desa atau kota lain di sono Yang ada kebun sawit melulu Jalan umum itu juga dibangun oleh Bayan Juga sepanjang 100 km Akan diserahkan ke masyarakat juga Letak jalan umum ini juga di sebelah jalan batu bara Jadi di samping membangun landasan pesawat sepanjang 100 km Bayan juga membangun jalan masyarakat sepanjang itu pula Itu melebihi Jakarta Subang Atau Surabaya Malang Hampir sama dengan Medan ke Danau Toba Atau ini dia lebih panjang dari panjangnya pulau Singapura Tanah Singapura itu dari pantai timur ke pantai barat hanya 50 Km Dari utara ke selatan lebih pendek lagi 35 km Jadi masyarakat mana yang akan melewati jalan 100 km itu nanti Bukankah hampir tidak ada penduduk di kawasan itu Mungkin justru truk pengangkut sawit yang akan lebih banyak melewatinya Sawit rakyat dan sawit perusahaan lain Dalam perjalanan itu saya ikut mobil yang dikemudikan Pak Yudiansyah Ia asli kampung Gunungsari di pinggir sungai Belayan Ia sudah turun temurun tinggal di situ Sukunya Kutai Ia punya kebun sawit lebih 100 hektare Sawit itu sudah berumur 18 tahun Sudah bisa jadi sumber penghidupan Sekarang orang Dayak pun sudah banyak yang punya kebun sawit ujar Yudi Saya diajak keliling tambang Lalu menyeberangi sungai Belayan dengan feri Mobil Pak Yudiansyah ikut naik feri Pajero Sport Feri itu ternyata miliknya sendiri Ia punya lima kapal feri Yakni jenis yang bisa untuk angkut 5 mobil Salah satu ferinya terbuat dari kayu bisa untuk dua mobil Lalu saya diajak ke jembatan baru yang sedang dibangun Bayan itu Yang lokasinya jauh di hulu dari jalur penyeberangan ferinya Jembatan ini tidak mengganggu feri saya Terlalu jauh lebih 6 km katanya Ikan besar harus didapat dengan kail besar Investasi jalan Rp 3 triliun agar bisa angkut batu bara lebih banyak Tapi investasi Rp 3 triliun itu mungkin hanya akan dimanfaatkan selama 25 tahun Habis itu jalan tersebut ditinggalkan Batu bara habis Maka perencanaan wilayah masa depan di pedalaman Kaltim bisa memanfaatkan aset berharga ini Yakni jalan peninggalan Bayan sepanjang 100 km Apalagi jalan itu nyambung dengan jalan menuju sungai Senyiur yang 70 km Tapi belum tahu kapan batu bara di situ akan habis Pun dengan produksi yang dipacu seperti itu Mungkin pula Bayan tidak akan menggunakannya sampai 25 tahun Datuk Low Tuck Kwong kini punya ide yang lain lagi Yang lebih out of the box membangun rel kereta api dari Tabang ke laut Selat Makassar di Sangatta Itu berarti dari hulu sungai Belayan melintasi hulu sungai Senyiur terus ke atasnya Bontang berakhir di laut Selat Makassar Panjang rel itu sekitar 100 km juga Biayanya bisa sampai Rp 5 triliun Lebih mahal bikin jalur kereta api daripada jalan raya ujar Haji Aseng yang membawa saya ke kawasan ini Baca Disway Haji Aseng Jalan kereta api itu bukan rencana di awang awang Bayan sudah mengurus izinnya Sudah selesai Ini sebenarnya rencana lama Bayan Lama sekali Sebelum keputusan membangun jalan raksasa 100 km menuju Muara Wahau dibuat Ide jalan kereta api tersebut sempat diambil alih pemerintah daerah Lalu ditawarkan ke investor asing Rusia Serius sekali Beberapa mahasiswa Kaltim sudah disekolahkan ke Rusia Setelah lebih 10 tahun tertunda Rusianya mundur Maka Bayan maju lagi Tanpa investor asing Dibiayai sendiri Mungkin Bayan menyesal telanjur membangun jalan raksasa 100 km ke arah Muara Wahau Kenapa tidak sekalian jalan kereta api itu saja Bisa hemat Rp 3 triliun Tapi Bayan tidak mau menyalahkan Rusia Pun Pemda Yang jelas jalan raksasa itu kelak akan jadi kekayaan pedalaman Kaltim Bayan tidak bisa membawanya ke Jakarta atau ke Singapura Di lain pihak tidak mungkin mengharapkan pemerintah mau membangun jalan di jalur itu sepanjang itu sekokoh itu Membangun jalan Samarinda Balikpapan saja 90 km perlu waktu 20 tahun Padahal urgensinya jelas tinggi Bayan tentu sudah berhitung Membangun jalan itu habis Rp 3 triliun Tapi batu bara yang bisa lewat di atasnya lebih 30 juta ton setahun Dengan harga batu bara USD 400 ton saat ini angka angka di atas hanyalah angka Pun kalau juga harus membangun rel kereta api ke arah Sangatta Batu bara yang bisa diangkut menjadi 60 juta ton tahun Tanpa biaya tongkang lagi Tanpa biaya transhipment memindah batu bara dari tongkang ke kapal besar di tengah laut Dengan kereta api batu bara bisa langsung ke pelabuhan laut Batu baranya bisa dikucurkan langsung dari conveyor ke perut kapal Masa tunggu kapalnya pun bisa lebih pendek Lebih efisien lagi Batu bara milik perusahaan lain dari lahan lain juga bisa nunut di kereta api itu Tinggal bayar tol ke Bayan Ke depan Sungai Belayan menjadi bisa agak bernapas Sungai Senyiur bisa bersiul siul kembali Dan sungai Mahakam bisa lebih teduh kembali Siapa tahu ikan pesut lumba lumba air tawar itu bisa kembali bersenam dansa di sepanjang hulu Mahakam Pun sampai Senyiur Dan ikan patin jelawat tidak perlu di kebun binatang lagi Datuk Low Tuck Kwong SMA pun tidak tamat Tapi begitu banyak keputusan besar ia ambil dalam hidupnya Pun ketika sudah berumur 74 tahun Umurnya panjang Uangnya banyak Saya lihat ia tidak merokok Juga tidak minum baijiu saat makan hari itu Ikan patin ikan jelawat Ikan pesut kejar kejaran Please Pak Thamrin dan Aryo Mbediun meneruskannya

Tags :
Kategori :

Terkait