JAKARTA, PALPOS.ID – Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) setiap Kabupaten/kota atau provinsi saat menjadi sorotan.
Pasalnya, instansi pemerintahan satu ini sedang melakukan pendataan honorer di daerahnya masing-masing. Sebab, bisa saja BKPP memasukkan data orang lama yang bukan honorer. Apalagi orang tersebut memiliki nomor tes tahun-tahun sebelumnya. Akibat dugaan pendataan honorer ‘siluman’ tersebut dalam pendataan honorer 2022, membuat pegawai honorer kategori II (K2) menjadi risau. BACA JUGA:Minta Honorer Diberi Kesempatan Tes PPPK 4 Kali atau Sampai Lulus Tak ayal dengan masuknya honorer ‘siluman’ itu, juga membuat jumlah honorer disetiap daerah membengkak atau bertambah. Pengurus Pusat Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Eko Mardiono mengungkapkan saat seleksi CPNS 2013, hanya bisa dilakukan oleh honorer K2 yang memiliki nomor tes, tetapi anehnya saat pengumuman muncul honorer bodong. “Ini yang kami khawatirkan, karena memiliki nomor tes CPNS 2013, honorer bodong ini akan didata Badan Kepegawaian Daerah (BKD),” kata Eko, dilansir JPNN.com, Minggu (07/8). Senada itu, Pembina Honorer K2 Tenaga Administrasi Nur Baitih mengungkapkan pendataan tenaga non-ASN disambut antusias. BACA JUGA:Seleksi PPPK Diundur?, Deadline Pemetaan Honorer 30 September 2022 Mereka sangat berharap bisa didata oleh BKPP dan kemudian masuk pendataan honorer di aplikasi BKN. Kesempatan itu hanya berlaku satu kali. Sebab, pascatahun 2014 seusai tes honorer K2, data yang tersisa selalu tidak jelas. “Harapan kami dengan pendataan ini tentunya bisa menjadi pintu awal masuk bisa jadi ASN,” ucapnya. Nur mengungkapkan sejak pendataan honorer dilakukan pemerintah, banyak K2 gelisah. Itu setelah kemunculan honorer tidur alias tidak bekerja lagi, tetapi meminta didata lagi. Kondisi tersebut kata Nur, sangat membahayakan. Walaupun pendataan lewat BKPP, tetapi tetap ada peluang permainan di daerah. BACA JUGA:Tuntut Kepastian Nasib, Guru Honorer Datangi BKPSDM Palembang “Nah, ini harus diantisipasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga. Bisa saja ada permainan di daerah,” cetusnya. Nur mengimbau BKPP harus cermat dengan isi aturan SE MenPAN-RB tentang Pendataan Tenaga Non-ASN di instansi pusat dan daerah. Tidak menutup mata juga tambah Nur, kalau di daerah biasanya sistem kekeluargaannya kencang. Tidak dipungkiri, itu bisa saja terjadi asal memasukkan keluarganya. “Kasihan teman-teman yang mengabdi lama malah tidak terdata. Ini harus ditegaskan sekali lagi, jangan ada data honorer siluman,” tegasnya. BACA JUGA:Ratusan Honorer Dinas PBK OKU Diusulkan Diangkat Jadi PPPK Menurut Nur, kalau melihat jumlah honorer K2 tersisa di 2014 jumlahnya hanya 439.956. Jumlah itu jauh berkurang dari tahun ke tahun, apalagi sudah banyak yang diangkat PNS dan PPPK. Namun, masih ada sekitar 300 ribu sisa honorer K2, baik guru, tenaga kependidikan (tendik) maupun tenaga administrasi. “Jika nanti hasil akhir pendataan ini jumlah honorer K2 membengkak berarti benar banyak permainan data di daerah,” tegas Nur. Atas nama honorer K2 tenaga administrasi, Nur berharap BKN dan menPAN-RB harus tegas ke daerah. BACA JUGA:Tolak Penghapusan Honorer, Kepala Daerah Diberhentikan Sementara Ia meminta BKN jangan bosan-bosan mengingatkan daerah agar tidak sembarang memasukan data tersebut di aplikasi. Semua harus sesuai real di lapangan. Menurutnya, pengawasan di bawah harus diperketat agar tidak ada permainan dalam pendataan pegawai honorer 2022. “Kami khawatir jumlah honorer K2 bakal bertambah banyak nantinya. Logikanya adalah berkurang iya, bukan bertambah,” ujarnya. Kalau jumlah makin bertambah, lanjut Nur, ini yang akan membuat keputusan akhir penyelesaiannya makin berlarut-larut. Bukan selesai malah dibiarkan saja sama pemerintah. BACA JUGA:Surat Edaran Penghapusan Terbit, Honorer K2 Ancam Demo “Kasihan juga kan. Semoga pendataan honorer ini berjalan lancar. Para BKD juga bisa tertib mengikuti aturan yang sesuai dengan SE MenPAN-RB nomor 1511,” pungkasnya. (esy/jpnn)BKPP Jadi Sorotan Terkait Dugaan Pendataan Honorer ‘Siluman’
Senin 08-08-2022,13:14 WIB
Editor : Bambang
Kategori :
Terkait
Selasa 29-10-2024,19:40 WIB
Pentingnya Netralitas ASN: Sekda Sumsel Ajak Birokrat Jaga Integritas dalam Pemilu
Jumat 21-06-2024,19:55 WIB
Usai Menjalani Evaluasi Kinerja, Pj Walikota Prabumulih Nyatakan Siap Tindak Lanjuti Catatan Tim Kemendagri
Kamis 07-03-2024,19:16 WIB
Gerakan Nasional Revolusi Mental, Kajari Prabumulih: Gerakan Ini Penting Untuk Merubah Mindset
Rabu 18-01-2023,19:58 WIB
Ratusan Pelamar Umum Ikuti Uji Kompetensi PPPK Guru di OKI
Selasa 10-01-2023,19:02 WIB
Ternyata Ada Perbedaan Antara PNS dan ASN, Kamu Wajib Tahu!
Terpopuler
Minggu 29-06-2025,19:47 WIB
Bhayangkara Charity Run Polres Lubuk Linggau Gaungkan Semangat Sehat, Sinergi dan Sosial
Minggu 29-06-2025,19:42 WIB
nubia A36 dan nubia A56: smartphone anti nge-lag hingga 4 tahun, harga mulai Rp900 ribuan
Senin 30-06-2025,10:45 WIB
Piala Dunia Antarklub: Bayern Singkirkan Flamengo 4-2, Jumpa PSG di Perempatfinal
Minggu 29-06-2025,19:50 WIB
Toyota Kijang Doyok: Awal Transformasi dari Mobil Niaga ke Kendaraan Keluarga
Minggu 29-06-2025,19:09 WIB
Update Kasus Penemuan Mayat di Kebun Tebu di Ogan Ilir, Polisi Telah Periksa 22 Orang Saksi
Terkini
Senin 30-06-2025,16:51 WIB
Lepas Keberangkatan Kontingen POR Korpri, Walikota: Cak Harap Dapat Mengharumkan Nama Prabumulih
Senin 30-06-2025,16:26 WIB
DPRD dan Pemkab Muba Sepakati Jadwal Pembahasan Tiga Raperda Strategis Tahun 2025
Senin 30-06-2025,16:23 WIB
Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Barat: Usulan Pembentukan Kabupaten Sumbawa Tengah Makin Bersinar
Senin 30-06-2025,16:18 WIB
OJK Umumkan Sektor Jasa Keungan di Sumsel Stabil
Senin 30-06-2025,16:13 WIB