Kenaikan BBM Subsidi Melukai Hati Rakyat

Senin 05-09-2022,09:48 WIB
Reporter : Yati
Editor : Bambang

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi menorehkan luka dihati rakyat.

Terlebih masyarakat sebelumnya seolah diberikan harapan palsu alias PHP oleh pemerintah.

Karena kabar batalnya kenaikan BBM membuat masyarakat seolah bermimpi indah.

Namun kemudian terbangun karena dikagetkan dengan kenaikan BBM subsidi pada Sabtu 03 September 2022, sekitar pukul 14.30 WIB.

"Kecewa dan sakit, hanya kata-kata itu yang bisa mewakili perasaan rakyat yang selalu di PHP oleh pemerintah," ungkap Mahidin (54), warga Kelurahan Ulak Surung, Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau, Minggu 04 September 2022.

BACA JUGA:Antre Berjam-jam, Warga Kena Prank Kenaikan BBM

Menurutnya, ditengah harga sejumlah bahan pokok yang tidak stabil dan terbilang tinggi, keputusan pemerintah menaikan harga BBM sangat memberatkan rakyat kecil seperti dirinya.

Apa lagi kenaikan BBM tersebut sangat berdampak pada pekerjaannya yang hanya tukang ojek.

"Sebelum BBM naik saja penumpang sepi, dan kami hanya berharap dari antar jemput anak sekolah saja, apalagi sekarang BBM naik penumpang belum tentu mau ongkos ojek dinaikan," keluh Mahidin.

Kondisi yang serba sulit seperti ini, lanjut Mahidin, seharusnya pemerintah lebih peka. Kalau BBM subsidi dianggap sebagai beban.

BACA JUGA:Ini Kriteria Kendaraan Dilarang Gunakan BBM Subsidi

Harusnya ada kebijakan yang mengatur dan menindak tegas pengguna BBM subsidi hanya untuk golongan ekonomi menengah ke bawah.

"Mereka yang menggunakan mobil pribadi atau mobil mewah harusnya tidak menggunakan BBM subsidi apalagi perusahaan," katanya.

Tapi nyatanya, yang menyalagunakan BBM subsidi justru disinyalir oknum-oknum aparat sendiri. Karena bisnis BBM Subsidiwnguntingkan bagi mereka.

Selain itu, kenapa tidak pajak kendaraan mobil mewah saja yang dinaikan. Banyak sektor lain yang bisa dibidik untuk membantu APBN.

BACA JUGA:Harga BBM Bersubsidi Naik, Ini Harga Terbaru

Tetapi kenapa pemerintah justru membidik rakyat kecil bukannya konglongmerat. "Ini namanya rakyat sudah tambah dibuat susah," ujarnya.

Terpisah Hendri (43), warga Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau.

"Sebenarnya pemerintah masih punya pilihan lain untuk membantu meringankan beban APBN, miskinkan saja para koruptor negeri ini, bukan justru memuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat," katanya geram.

Pemerintah harus ingat apapun kebijan untuk rakyat akan dicatat dalam sejarah.

BACA JUGA:Tolak Kenaikan BBM dan Tarif Listrik, Ratusan Mahasiswa Sambangi Kantor DPRD Muratara

Hal ini akan membuat anak cucu mereka sendiri yang akan menanggung malu dimasa depan dengan kebijakan yang sama sekali tidak merakyat.

"Contoh kecil saja, dimana aktor dan aktris parpol yang dulu berteriak   menangis dengan air mata buayanya menentang kenaikan BBM dan sekarang justru mereka yang menyetujui BBM,” jelasnya.

‘’Ini juga dicatat oleh rakyat nanti sejarah juga akan mengingat ini," pungkasnya dengan penuh emosi. (*)

Kategori :