Kemudian selain itu, para orang tua Taruna/Taruni baru tersebut akan diberikan arahan dari para alumni dan OPD terkait selama menempuh pendidikan tersebut. “Para Taruna/Taruni tersebut cukup bawa peralatan secukupnya yang diatur dan telah disiapkan semuanya di kampus, mulai dari pakaian, asrama, makan, dan sebagainya. Semua biaya pendidikan dari masuk hingga tamat ditanggung seluruhnya. Kampusnya free WIFI, jadi orangtua hanya perlu mensupport dan siswa belajar yang baik dan kejar prestasi menjadi yang terbaik sehingga dapat membanggakan diri sendiri, orang tua dan Kabupaten Muara Enim sendiri,” harapnya.
Sementara itu Heriyadi (52), warga Desa Kepur ayah dari siswa calon Taruna bernama Septiyansyah mengatakan, bahwa yang pertama dan utama dirinya sangat bersyukur atas diterima anaknya menjadi salah satu calon Taruna
PTDI -STTD ini, sebab hal ini memang sudah diidam-idamkan anaknya. Anaknya yang merupakan alumni SMAN 2 Muara Enim sekarang masih merupakan mahasiswa Poltek Unsri jurusan elektro namun tinggal menunggu wisuda saja.
Sebelumnya, lanjut Henriyadi, anaknya sudah ikut tes beberapa sekolah ikatan dinas seperti STAN, STPDN termasuk PTDI -STTD pada tahun sebelumnya. Namun ternyata belum berezeki. Pada tahun ini, kata dia, anaknya ikut lagi di PTDI -STTD dan ternyata berhasil. Pihaknya memang mendukung anaknya untuk mencari sekolah yang mempunyai ikatan dinas dengan tujuan untuk mengirit biaya, sebab kalau mengandalkan penghasilannya sebagai petani kecil tentulah sulit sekali.
“Saya sangat berterimakasih kepada Pemkab Muara Enim yang telah memberikan kesempatan kepada putra daerah untuk membangun daerahnya. Dan ini bisa menjadi percontohan untuk para perusahaan menyisihkan bagian CSR-nya,” harapnya.
Hal senada juga dikatakan Panudin (42), warga Desa Lesung Batu, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, yang merupakan ayah dari calon Taruna Sapril ini, bahwa malah dirinya tidak menyangka jika anaknya lulus dan diterima di PTDI -STTD. Sebab sejak dari awal dirinya memang kurang mendukung anaknya yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi sebab karena tidak ada biaya.
Apalagi dirinya hanya petani kecil untuk makan saja susah dan hanya tamatan SD, bahkan istrinya tidak tamat SD. Dan ketika diberitahu anaknya diterima di PTDI -STTD, ia bingung sebab khawatir biayanya dari mana. Dan ketika diberitahu anaknya bahwa biaya pendidikannya ditanggung seluruhnya oleh Pemkab Muara Enim ia masih tidak percaya dan khawatir masih juga akan mengeluarkan biaya meski sedikit.
“Anak saya hanya dua bersaudara, dan yang lulus ini anak sulung. Dan memang beda dengan adiknya, dia ini sangat rajin ke sekolah. Bayangkan selama tiga tahun sekolah sehari saja tidak pernah Alfa ataupun sakit. Gurunya saja heran,” ujarnya.