PALEMBANG, PALPOS.ID - Beberapa peneliti menilai praktek geophagy berisiko untuk terpapar produk buangan hewan, manusia, telur parasit seperti cacing.
Dan dari hasil penelitian observasi juga melihat adanya istilah sindrom geofagik pada beberapa wilayah yakni kejadian anemia dan defisiensi seng.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Lais, Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Pasalnya ada tanah yang bisa dimakan di wilayah tersebut.
Berada di Desa Teluk Kijing II Kecamatan Lais II Muba Sumsel, tanah yang dikonsumsi atau dimakan penduduk sekitar hingga saatini diberinama Tanampo.
Kehadiran tanah yang dimakan ini memiliki sejarah yang cukup mistis. Dari kisah cerita lama sosok anak yang durhaka terhadap ibunya.
Ada seorang pemuda bernama Dempo Awang yang durhaka pada orang tua atau ibunya.
Sehingga sang Ibu bersumpah, dan mengakibatkan kapal Dempo Awang karam di Sungai Musi.
Hingga menghayutkannya beserta beberapa bahan pokok seperti beras, ketan, gandum yang ia bawa pun tenggelam hingga kemudian menjadi Tanampo.
Maka menurut penduduk sekitar, tanah yang bisa didapat dimusim kemarau ini memiliki rasa seperti ketan, dan juga berkhasiat sebagai obat-obatan.
Namun, hal ini tentu membuat kita bertanya- tanyaapakah ada efek samping setelah memakan tanah Tanampo?.
Dijelaskan Ahli Gizi Sumatera Selatan Monik SpgK, memang sejak dahulu ada beberapa manusia yang makan tanah biasanya jenis tanah liat.
Penduduk yang mengonsumsi tanah liat itu bisa disebut dengan kelompok geophagia.