Hal itu terkait figur tokoh dari Lubuklinggau berperan dominan atau tidak dalam presidium pemekaran ibukota provinsi baru itu.
‘’Artinya bagaimana peran tokoh-tokoh dari Kota Lubuklinggau memiliki akses di Kemendagri, Dirjen Otoda maupun Komisi II DPR RI yang konsen dalam pemekaran daerah, dan lainnya,” tutur Eka Rahman.
Sementara dari faktor politis ini juga menjadi titik lemah Kota Lubuklinggau. Sebab tokoh atau figur yang ada di eksekutif atau legislatif di tingkat pusat itu saat ini banyak berasal dari Kabupaten Lahat, dan Kota Pagaralam.
BACA JUGA:CDOB Gelumbang Masih Terkendala Moratorium, Ini Kata Pj Bupati Muara Enim...
BACA JUGA:Warga Kabupaten Muba Terdampak Tol Dobel Untung, Lho Kok Bisa
Jadi, itulah beberapa pertimbangan yang menjadikan peluang Kota Lubuklinggau yang sangat potensial sebagai ibukota Provinsi Sumselbar nantinya.
Akan tetapi, semua itu akan terwujud tergantung tahapan pemekaran selanjutnya, serta peran para tokoh dari Lubuklinggau sendiri.
‘’Serta bagaimana kontribusi dan antuasiasme berbagai elemen di Kota Lubuklinggau untuk berjuang menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai ibukota Provinsi Sumselbar tersebut,” tambah Eka Rahman.
Diberitakan Palpos.id sebelumnya, rencana pembentukan daerah otonomi baru atau DOB hasil pemekaran Provinsi Sumatera Selatan, memang sangat ‘seksi’.
BACA JUGA:Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Ini Kata Ketua PBNU Umarsyah...
BACA JUGA:Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Diputuskan Majelis Kode Etik Melanggar Etika ASN...
DOB berupa provinsi baru tersebut yakni Provinsi Sumatera Selatan Barat atau Sumselbar.
Apalagi setidaknya ada dua kabupaten provinsi tetangga yang juga siap bergabung dengan provinsi baru pecahan Provinsi Sumsel itu.
Kedua kabupaten itu yakni Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi; dan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
Sebab, sudah ada 8 daerah berupa 6 kabupaten dan 2 kota siap bergabung dengan Provinsi Sumselbar tersebut.
BACA JUGA:Kasus Peneliti BRIN Ancam Bunuh warga Muhammadiyah, Bareskrim Polri Periksa 3 Saksi...