KAYUAGUNG, PALPOS.ID - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS OKI, Agugrahani menyampaikan, secara urutan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten OKI mengalami turun peringkat dari nomor 4 menjadi nomor 5 di Provinsi Sumsel.
Menurut Anugrahani, metodologi pengukuran survei menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan atau GKM dan garis kemiskinan nonmakanan GKNM.
"Penurunan 1.45 persen salah satu tertinggi di Sumsel sehingga secara urutan Kabupaten OKI turun peringkat dari urutan ke-4 menjadi urutan ke-5 di Sumsel," ungkapnya, Kamis, 4 Mei 2023.
BACA JUGA:Masa Aksi Minta Kadishub Sumsel Dipecat, Begini Kata Pihak Dishub...
Ia menambahkan, upaya Pemerintah Kabupaten OKI dalam pengentasan kemiskinan membuahkan hasil positif. BPS mencatat, angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di wilayah Bumi Bende Seguguk terus menurun dalam jangka waktu tiga tahun terakhir.
"Ini berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas pada Maret 2022. Jika kita runut dari tahun 2020, kondisi kemiskinan di OKI terus menurun," ujarnya.
Dikatakannya lagi, mulai dari 123,34 ribu jiwa (14,73 persen) di tahun 2020, turun menjadi 124,78 ribu (14,68 persen) tahun 2021. Dan sekarang menurun menjadi 113,79 ribu (13,23 persen) tahun 2022.
BACA JUGA:Kemiskinan Ekstrem Hingga Kasus Stunting di Muba Menurun
"Hasil Susenas merupakan rujukan termutakhir saat ini untuk mengukur indikator di bidang Sosial dan Ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, pengeluaran rumah tangga," tuturnya.
Masih kata Anugrahani, data hasil Susenas menjadi sandaran utama untuk perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Dimana menurutnya,dirilis pada Maret 2022 lalu.
"Beberapa output penting lainnya yang dihasilkan dari Susenas diantaranya angka kemiskinan beserta komponennya dan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM beserta komponennya.
BACA JUGA:Joncik Sebut Angka Kemiskinan Di Empat Lawang Menurun
Lebih lanjut, dari pengukuran Susenas, angka kemiskinan di OKI turun sebanyak 1,45 persen poin, yakni dari 14,68 persen pada 2021 menjadi 13,23 persen di 2022. Dimana angka penurunan ini menjadi salah satu intervensi penurunan kemiskinan tertinggi di Sumsel.
"Ada beberapa faktor yang mendorong penurunan angka kemiskinan antara lain, melandainya Covid-19 yang disusul mulai bangkitnya perekonomian masyarakat. Salah satu sektor pendongkrak perekonomian kabupaten OKI yakni pertanian yang berkontribusi signifikan," tutupnya. (*)