Yaitu mengembangkan prinsif ekowisata dan keberlanjutan ekosistem adalah nilai pusatnya.
Rektorat Unwar meminta kreasi dan inovasi seperti ini dapat terus dirawat dan dikembangkan, sehingga produk yang dihasilkan semakin berguna.
‘’Bahkan kita dorong bangunan Bale Bengong ini dijadikan paten. Karena belum ada bangunan Bale Bengong dibuat dari Ecobricks,” terang Prof Pandit.
‘’Dan ini sebagai kepedulian dalam pengolahan kembali sampah plastik yang tidak memerlukan waktu lama untuk didaur ulang, hingga jadi benda bermanfaat,” tutur Prof Pandit.
Dikatakan Prof Pandit, untuk kedepan mahasiswa harus menghitung sebarapa lama ketahanan dari bangunan Ecobricks tersebut.
BACA JUGA:17 Tahun Usulan Kabupaten Daerah Otonomi Baru Pemekaran Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Termasuk lebih tahan mana antara bangunan gunakan Ecobricks dengan bangunan pada umumnya.
‘’Bagaimana ecobricks bisa bertahan dan tidak rusak, karena ini adalah plastik. Jadi kedepan ada kreasi yang berkelanjutan lagi. Dan bisa diarahkan lebih ramah lingkungan,” kata Prof Pandit.
Ditambahkan Prof Pandit, untuk rangka bangunan masih pakai besi. Bisa jadi kedepan dibuat gunakan bambu atau bahan padat lainnya, dan semuanya perlu kreativitas.
‘’Tentunya jika kedepan banyak Bale-bale dari sampah seperti ini akan lebih baik. Tentu bisa membuat citra Universitas Warmadewa peduli lingkungan. Dan jadikan sampah plastik menjadi bahan bermanfaat,” tambah Prof Pandit.
BACA JUGA:Usul Bentuk 2 Kabupaten Daerah Otonomi Baru Pemekaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten
Sedangkan Koordinator Pembuat Bale Bengong Ecobricks Mapala Citta Mandala Kadek Bramdhika Ada mengaku bangunan tersebut dibuat dari sekitar 1.900 botol plastik.