Selain itu, semua rumah harus seragam menggunakan atap ijuk dan daun tepus.
Sementara fisik bangunan harus terbuat dari kayu dan bambu.
Untuk pewarnaan rumah menggunakan kapur, adapun pondasinya menggunakan batu dipahat dibentuk persegi.
Jadi rumah dirancang tahan gempa karena bangunan tidak menyatu dengan tanah.
Secara umum kehidupan masyarakat Kampung Naga tidak berbeda dengan kampung lain di Indonesia.
Masyarakat Kampung Naga memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil pertanian dan perikanan.
Walau disebut sebagai kampung adat, masyarakat Kampung Naga relatif open minded alias terbuka.
Mereka pegang teguh aturan adat, termasuk larangan-larangannya.
Masyarakat Kampung Naga tetap bisa menonton TV dan menggunakan ponsel.
Tapi sumber listrik untuk TV berasal dari aki.
Sedangkan untuk cas ulang ponsel dilakukan di luar kampung.
Urusan Pendidikan, anak-anak Kampung Naga semuanya bersekolah.
Anak-anak muda Kampung Naga juga banyak yang sudah merantau bekerja ke luar kota.
Anak perempuan juga banyak yang menikah dan ikut suami menetap di luar kampung.
Semua itu tak jadi persoalan, hanya saja ketika pulang ke Kampung Naga, mereka wajib kembali mentaati aturan adat. ***