Warga Kampung Naga sendiri menolak adanya listrik.
Padahal dulunya sempat ada penawaran dari pemerintah listrik gratis seumur hidup.
Warga di sini menggunakan penerangan menggunakan lampu tempel, lentera, dan petromak.
Di Kampung Naga ini juga ada sebuah hutan larangan.
Siapa pun tidak boleh ada yang masuk ke sana, baik itu warga asli, sesepuh dan semacamnya.
Tujuannya untuk menjaga kelestarian alam.
Bahkan kayu tumbang saja dilarang untuk diambil dari sana.
Warga Kampung Naga sekitar 102 KK dan memiliki sejenis pakaian adat yaitu jubah putih dan pakai sarung dan ikat kepala.
Satu lagi pantangan warganya yakni tidak boleh memakai sandal atau sepatu.
Keunikan lainnya tidak ada WC di dalam rumah.
Semua penduduk buang air di luar atau di jamban.
Menurut kepercayaan warga setempat hal kotor dan hal bersih harus dipisah.
Rumah harus bersih karena tempat istirahat dan makan.