FLORES, PALPOS.ID - Ngarang Nikang, sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Manggarai di Flores, menjadi simbol persaudaraan dan gotong-royong yang kuat di daerah tersebut.
Tradisi ini bukan hanya tentang membentuk jembatan manusia untuk membantu warga melintasi sungai, tetapi juga merupakan ekspresi nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas yang mendalam.
Ngarang Nikang diadakan ketika musim penghujan tiba, dan sungai-sungai di wilayah Manggarai menjadi banjir dan berbahaya untuk dilintasi.
BACA JUGA:Misteri Gunung Ciremai di Cirebon, Teka-Teki tak Terpecahkan dalam Bayangan Gunung Suci
Ketika banjir melanda, warga setempat berkumpul untuk membentuk jembatan manusia dengan saling berpegangan tangan di atas sungai yang mengalir deras.
Jembatan manusia ini kemudian digunakan oleh warga, terutama anak-anak dan lansia, untuk menyeberangi sungai dengan aman.
Tradisi Ngarang Nikang memiliki nilai-nilai yang mendalam bagi masyarakat Manggarai.
BACA JUGA:Misteri Gunung Ciremai di Cirebon, Teka-Teki tak Terpecahkan dalam Bayangan Gunung Suci
Pertama-tama, tradisi ini mencerminkan semangat gotong-royong yang kuat di kalangan masyarakat. Ketika banjir melanda, warga dengan sukarela menyumbangkan waktu dan tenaga mereka untuk membantu sesama.
Tidak ada upah atau imbalan materi yang diminta, karena kegiatan ini didasari oleh semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.
Kedua, Ngarang Nikang menggambarkan rasa persaudaraan yang erat di antara masyarakat Manggarai.
BACA JUGA:10 Misteri Alam Semesta yang Masih Belum Terpecahkan
Dengan membentuk jembatan manusia secara bersama-sama, tradisi ini menunjukkan bahwa mereka siap untuk saling membantu dan mendukung dalam situasi apapun.
Hal ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas yang mendalam dan persatuan di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, Ngarang Nikang juga menjadi momen berharga untuk mempererat hubungan antargenerasi.