PALEMBANG, PALPOS.ID - Sebuah warisan manis yang telah melintasi generasi dan tetap berbunga hingga kini, yaitu gula aren khas daerah Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, terus memikat lidah masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang berkunjung.
Kelezatan dan nilai tradisionalnya telah menjadikan gula aren sebagai ikon kuliner yang tak ternilai di daerah ini.
Gula aren, atau sering juga disebut gula merah, adalah produk turunan dari pohon aren.
Proses pembuatan gula ini melibatkan sejumlah tahap yang menggambarkan kearifan lokal dan tradisi yang dijaga dengan penuh kecintaan.
Mulai dari pemanenan nira, pengolahan, hingga pengkristalan menjadi gula siap pakai, semua langkah dilakukan dengan hati-hati dan keahlian yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
BACA JUGA:Festival Seni 'Nuansa Palembang' Mewarnai Kota Sumatera Selatan dengan Kebudayaan yang Kaya
Pohon aren, atau sering juga dikenal sebagai pohon enau, tumbuh subur di dataran tinggi Sumatera Selatan.
Daerah Lubuk Linggau memiliki iklim dan tanah yang sangat mendukung pertumbuhan pohon aren. Oleh karena itu, masyarakat di sini telah lama menggantungkan hidup dari pertanian aren.
Selain sebagai sumber gula, pohon aren juga memberikan manfaat lain seperti getah yang diolah menjadi bahan anyaman dan bahan bangunan tradisional.
Proses pengambilan nira, cairan manis yang ada di dalam batang pohon aren, merupakan awal dari perjalanan menghasilkan gula aren.
Nira dikumpulkan dengan hati-hati dan kemudian diproses dengan cara direbus hingga mendapatkan konsistensi yang tepat.
BACA JUGA:Pesona Memukau Sungai Sekanak di Palembang
Dalam proses ini, ketrampilan dalam mengatur suhu dan waktu rebusan sangatlah penting agar nira tidak berubah rasa atau terlalu kental.
Setelah mendapatkan larutan nira yang tepat, tahap selanjutnya adalah proses penguapan.
Nira yang telah direbus akan menghasilkan konsentrasi gula yang lebih tinggi melalui penguapan.