Meskipun demikian, Harits menyatakan bahwa popularitas Ganjar Pranowo saat ini belum sepenuhnya stabil, dan kemungkinan Pilpres akan berlangsung dalam dua putaran mengingat ada tiga kandidat presiden.
Ia juga menjelaskan bahwa hasil dari putaran pertama bisa memengaruhi hasil putaran kedua.
Harits menjelaskan bahwa dalam skenario di mana Ganjar dan Prabowo berhadapan dalam putaran pertama, suara Anies akan cenderung mendukung Prabowo di putaran kedua untuk melawan PDI-P.
Begitu juga jika Ganjar dan Anies bertarung dalam putaran pertama, Prabowo akan lebih cenderung mendukung Anies di putaran kedua.
Namun demikian, Harits menekankan bahwa popularitas Anies Baswedan tetap tinggi, meskipun berada di bawah Ganjar dan Prabowo dalam survei.
PDI-P sendiri mengusulkan koalisi Ganjar-Anies sebagai pasangan capres dan cawapres. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah Ganjar bersedia menjadi cawapres.
Begitu juga, Anies mungkin enggan menjadi cawapres, tetapi jika mendapat persetujuan dari Surya Paloh, hal tersebut bisa terjadi.
Harits juga mengatakan bahwa keputusan akhir tergantung pada Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.
Peluang untuk koalisi Ganjar-Anies sangat besar, dan dalam pertarungan head to head melawan Prabowo, pasangan tersebut memiliki peluang besar untuk menang. ***