BLORA, PLAPOS.ID - Blora, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, memang tak sepopuler kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta atau Bali.
Namun, siapa sangka bahwa di balik keunikan dan keindahannya, ada kisah menarik yang melatarbelakangi penamaan Blora.
Beberapa versi telah beredar, namun mana yang paling mendekati kebenaran?
BACA JUGA:Mengungkap Keunikan Kabupaten Blora, Calon Provinsi Jatara Pemekaran Jawa Tengah
1. Tanah Berlumpur: Versi Belor
Salah satu versi yang paling populer adalah bahwa nama Blora berasal dari kata 'Belor', yang berarti tanah berlumpur.
Ini mungkin mengacu pada kondisi geografis daerah ini di masa lampau, yang dipenuhi oleh area berlumpur atau rawa.
Versi ini juga mencerminkan karakteristik alam Blora yang subur dan menjadi sumber mata pencaharian bagi penduduk setempat.
Meskipun tanah berlumpur seringkali dianggap sebagai kondisi yang kurang menguntungkan, di Blora, ini justru menjadi salah satu kekayaan alamnya.
Tanah berlumpur yang kaya akan mineral ini telah menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam industri pertanian dan perikanan di daerah ini.
BACA JUGA:Asal Nama, Sejarah, dan Suku-Suku di Blora: Kabupaten di Calon Provinsi Jatara Pemekaran Jawa Tengah
2. Anak Kuda yang Kesakitan: Versi Belo dan Lara
Versi lain yang tidak kalah menarik adalah asal-usul nama Blora dari kata 'belo' (anak kuda) dan 'lara' (sakit).