Akses ke Batu Pandang Ratapan Angin juga cukup mudah, dan tempat ini tidak jauh dari atraksi wisata lain Dieng seperti Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan Telaga Warna.
BACA JUGA:Desa Wisata Alam Wai Tiddo: Keindahan Alam dan Petualangan Ekstrem di Tengah Pegunungan
Untuk mencapai Batu Pandang Ratapan Angin, pengunjung dapat mengikuti petunjuk jalan yang telah tersedia.
Di sepanjang perjalanan menuju lokasi ini, pengunjung akan melewati pos retribusi di mana mereka akan dikenakan biaya tiket masuk atau parkir kendaraan.
Harga tiket parkir untuk sepeda motor sekitar Rp 3.000, dan tersedia juga layanan penitipan helm dengan biaya Rp 2.000.
BACA JUGA:Wisata Hammock Labulawang: Surga Alam Tersembunyi di Kabupaten Luwu
Setelah sampai di area parkir Dieng Plateau Theater dan Batu Pandang Ratapan Angin, perjalanan menuju Batu Pandang Ratapan Angin dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Meskipun tidak jauh, pengunjung akan menemukan loket retribusi lagi di tengah perjalanan.
Harga tiket masuk Batu Pandang Ratapan Angin adalah Rp 10.000 per orang.
BACA JUGA:Jelajah Bogor: Curug Hordeng Jadi Spot Liburan Sejuk dengan Rasa Air yang Menyegarkan
Pengunjung juga akan menemukan beberapa spot foto berbayar di dalam kawasan ini, serta warung makanan yang menyajikan hidangan lokal.
Batu Pandang Ratapan Angin buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 18.00 waktu setempat.
Fasilitas yang tersedia di sekitar area ini mencakup mushola, toilet, area parkir yang luas, warung makanan dan minuman, toko oleh-oleh, berbagai spot foto menarik, gazebo, dan tempat duduk-duduk.
BACA JUGA:Pemekaran Kabupaten Mandailing Natal: Menuju Terwujudnya Kabupaten Pantai Barat Mandailing
Selain pesonanya yang memukau, Batu Pandang Ratapan Angin juga menyimpan kisah sejarah yang menarik.
Legenda setempat menceritakan tentang pasangan pangeran dan putri yang mengalami tragedi cinta yang tragis dan berakhir dengan kutukan yang membuat Batu Ratapan Angin mengeluarkan suara ratapan saat angin berhembus.