Singkong Rebus dan Gigi Berlubang

Selasa 03-10-2023,19:24 WIB
Editor : Mesi

 

Proses Terjadinya Gigi Berlubang

Karies gigi atau yang biasa dikenal dengan gigi berlubang merupakan masalah rongga mulut utama pada anak-anak, remaja maupun dewasa. 

Kasus gigi berlubang di Indonesia tergolong tinggi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi berlubang (45,3%). 

Usia yang paling rentan terhadap gigi berlubang biasanya terdapat pada usia anak-anak yaitu 4-8 tahun.

Namun saat ini prevalensi karies atau gigi berlubang cenderung tinggi di atas 70 persen pada semua kelompok umur. 

Perkembangan gigi berlubang tergantung pada hubungan kritis antara permukaan gigi, diet karbohidrat, dan bakteri mulut spesifik. 

Karbohidrat yang terkandung pada produk-produk makanan yang tertahan dalam waktu yang lama di dalam mulut akan bersifat lebih kariogenik daripada produk makanan yang tertahan dalam waktu singkat di dalam rongga mulut.

Makanan dapat menyebabkan saliva bersifat asam maupun basa. Makanan yang dapat menyebabkan penurunan pH saliva hingga pH kritis merupakan makanan yang bersifat kariogenik. 

Jenis karbohidrat yang paling kariogenik adalah gula atau sukrosa. Karbohidrat yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih mudah menimbulkan gigi berlubang dibanding bentuk fisik lain. 

Glukosa merupakan jenis karbohidrat monosakarida yang mudah difermentasi. Glukosa dapat dihasilkan melalui hidrolisis polisakarida atau disakarida, baik dengan asam maupun dengan enzim. 

Di dalam tubuh glukosa juga didapat dari hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. Singkong merupakan salah satu makanan karbohidrat yang mengandung glukosa. 

Karies gigi pada dasarnya disebabkan karena adanya interaksi bakteri yang memproduksi asam dengan host (gigi), substrat (makanan), dan berkembang seiring berjalannya waktu. Asam yang dihasilkan bakteri akan menyebabkan menurunnya pH saliva dalam rongga mulut. 

Saliva adalah air liur yang sangat berperan penting dalam proses buffer, pada saat terjadinya penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan proses karies akan terjadi. 

Proses terjadinya karies gigi pertama kali dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi yang menempel, kemudian sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat.

Setelah berubah menjadi asam laktat kemudian terjadilah penurunan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjari karies gigi.

Kategori :