Hal tersebut melansir dari hasil penelitian A’yun Q yang berjudul How is the Oral Hygiene of Elementary School Students?-Saliva pH, Saliva Volume and Saliva Viscosity. Penelitian ini telah terbit dalam Asian Journal of Pharmaceutical Research and Development pada 2021.
Senada dengan hasil penelitian Riswandi M A, Adhani R dan Hayatie L pada 2016 yang dimuat dalam Jurnal Kedokteran Gigi.
Penelitian tersebut berjudul Perbedaan Indeks Karies Gigi Antara Siswa Dengan Status Gizi Lebih Dan Status Gizi Normal Tinjauan pada Siswa Kelas IV, V dan VI di Madrasah Ibtidayah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, apabila seseorang terlalu sering mengkonsumsi karbohidrat, maka email gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan proses remineralisasi.
Singkong Rebus Berisiko Sebabkan Gigi Berlubang
Singkong mempunyai kadar pati dan gula. Secara fisik, singkong mengandung getah yang lebih banyak, sehingga singkong lebih bersifat lengket.
Singkong mempunyai kadar pati 80% dan kandungan pada singkong yaitu 34,7 gram dalam setiap 100 gramnya. Singkong termasuk ke dalam karbohidrat jenis polisakarida (amilum).
Karbohidrat harus dipecah dalam saluran pencernaan oleh enzim amilase. Enzim amilase diproduksi oleh kelenjar saliva dalam mulut.
Enzim amilase memecah amilum menjadi glukosa dan maltosa. Keberadaan amilase memberi dampak yang berarti dalam menurunkan pH hingga 3,9-4,4 sebagai akibat dari mengonsumsi makanan pati yang dimasak.
Pada proses pengolahannya, singkong dapat direbus dengan temperatur air maksimal 100 °C. Pemanasan pada suhu tinggi dapat merusak struktur crystalline pada singkong.
Hal ini mengakibatkan singkong dengan mudah dihidrolisis oleh enzim amilase yang ada dalam saliva. Makanan ringan yang mengandung karbohidrat sederhana dalam konsentrasi yang tinggi dapat meningkatkan risiko karies gigi.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Fatimah RN dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mengungkap, terjadi penurunan pH saliva setelah mengkonsumsi singkong yang direbus.
Penelitian Fatimah pada 2016 ini berjudul Pengaruh Konsumsi Singkong Rebus Dan Kentang Rebus Terhadap Penurunan Derajat Keasaman (Ph) Saliva Pada Anak Usia 7-8 Tahun (Kajian SDN 1 Jetis Yogyakarta).
Menurut Fatimah, penurunan pH saliva dikarenakan adanya kandungan amilum (polisakarida) dan pati di dalam singkong, yang menyebabkan enzim amilase memecahkan amilum menjadi glukosa dan maltose.
Sehingga pada saat singkong yang telah direbus tersebut dikonsumsi maka terjadilah proses terjadinya penurunan pH saliva di dalam rongga mulut. Penurunan pH saliva di dalam rongga mulut tersebut berpotensi menyebabkan gigi berlubang.