BATURAJA, PALPOS.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKU meluncurkan program penyuluhan kesehatan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari upaya pencegahan potensi perilaku merugikan di kalangan pelajar.
Dalam konteks ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, Dedy Wijaya menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi perilaku merugikan di kalangan pelajar.
Dalam beberapa minggu terakhir, berita mengenai perilaku merugikan pelajar, termasuk tindakan menyayat lengan, menjadi viral di media sosial dan platform online. Fenomena ini dihubungkan dengan pergaulan dan perilaku remaja, terutama di kalangan pelajar.
Sebagai respons terhadap perhatian serius ini, Dinkes OKU telah mengadakan serangkaian kegiatan penyuluhan kesehatan di sekolah-sekolah, termasuk di SMA Sentosa Bhakti Baturaja pada 23 Oktober 2023. Dedy Wijaya menekankan bahwa fenomena seperti “gabut” atau “galau” tidak boleh mendorong pelajar untuk melakukan tindakan yang berpotensi fatal, seperti menyayat lengan.
Dinkes OKU telah mengambil berbagai tindakan pencegahan, termasuk menginstruksikan 18 Puskesmas untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada pelajar dan memantau wilayah kerja mereka. Mereka juga telah membentuk tim khusus yang turun ke lapangan untuk memberikan solusi kepada pelajar yang mengalami masalah.
Deddy menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kasus serupa di OKU. Meskipun demikian, upaya penyuluhan kesehatan ini dianggap sebagai langkah antisipatif dalam mencegah terbentuknya komunitas “gabut” di wilayah tersebut.
Deddy mendorong para pelajar di OKU untuk tidak mengambil tindakan yang berpotensi merugikan diri mereka sendiri dalam menghadapi masalah. “Apabila ada masalah, mereka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan guru BK atau guru pembimbing UKS untuk mencari solusi, ” ujarnya.
Lanjut Deddy menekankan bahwa masalah remaja adalah kompleks, tetapi selalu ada jalan keluar, dan ia mendorong para pelajar untuk meningkatkan iman dan takwa, serta terlibat dalam kegiatan yang positif.
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan (screening) terhadap para pelajar. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda perilaku merugikan, seperti bekas sayatan, yang dapat membahayakan pelajar. (*)