Sayuran yang awalnya kaya akan nutrisi dapat kehilangan sebagian besar kebaikan kesehatannya ketika diolah dengan cara ini.
BACA JUGA:Libur Telah Tiba, Berikut Rekomendasi 14 Objek Wisata di Bandung, Cocok untuk Anak-Anak !
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan metode memasak lain yang lebih ramah terhadap nutrisi, seperti merebus atau mengukus.
Meningkatkan Risiko Kanker
Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa proses penggorengan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, seperti heterosiklik amina (HCA) dan akrolein.
Senyawa-senyawa ini dapat meningkatkan risiko kanker ketika dikonsumsi dalam jumlah besar dan secara teratur.
BACA JUGA:Gua Putri dan Gua Harimau OKU: Destinasi Wisata Alam Menakjubkan di Akhir Tahun
BACA JUGA:Jempana View Glamping Kintamani, Glamping Murah Rp200 Ribuan Sudah dapat View Danau Batur
Terutama, HCA terbentuk ketika daging atau sayuran yang mengandung protein dipanaskan pada suhu tinggi, seperti yang terjadi dalam proses penggorengan.
Oleh karena itu, kol goreng dapat memberikan kontribusi pada peningkatan risiko kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.
Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Minyak yang digunakan untuk menggoreng kol umumnya mengandung lemak jenuh dan trans lemak, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
BACA JUGA:Rumah Adat Bengkulah, Bukti Kabupaten OKI Tidak Hanya Memiliki Destinasi Wisata Alam
Konsumsi lemak jenuh dan trans lemak yang tinggi telah terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.